JABAR EKSPRES – Pasar Buku Palasari Kota Bandung kian meredup. Perkembangan buku digital dan penjualan online jadi tantangan para pedagang.
Nama Pasar Buku Palasari tentu sudah tak asing di benak para pegiat literasi di Kota Bandung. Ya, pasar itu menjadi surganya pencari buku. Apalagi di era kejayaan pada sekitar 1990 lalu.
Sayangnya, kondisinya kini sudah 180 derajat. Pasar itu cenderung sepi dan banyak kios yang tutup.
BACA JUGA: Pasar Buku Palasari Bandung yang Kian Redup
Namun demikian, masih tetap ada sejumlah pedagang yang masih setia untuk menjual buku di pasar yang ada di Kecamatan Lengkong itu. Mereka ada yang bertahan dan mengembangkan penjualan secara online. Tetapi, juga tetap ada yang bertahan dengan hanya mengandalkan penjualan secara langsung.
Nova misalnya, ia bersama kakaknya telah berdagang buku sejak 1980. Sampai saat ini ia masih setia melayani para pembeli yang datang ke kiosnya walau kian sepi. “Biasanya itu mahasiswa, pas tahun ajaran baru. Atau orang tua yang carikan buku anaknya,” jelasnya kepada Jabar Ekspres, Jumat (13/10).
Nova mengakui bahwa hadirnya buku digital dan penjualan online menjadi tantangan tersendiri dalam penjualan buku. Namun ia tetap setia berjualan secara klasik atau penjualan langsung. “Kalau beli langsung bisa komplain, dan kami ganti kalau ada rusak atau halaman tidak lengkap,” cetusnya.
Layanan purna jual atau garansi itulah yang kini jadi senjata andalan untuk tetap bertahan berjualan secara langsung. Selain itu, biasanya Nova juga berupaya untuk mencarikan buku incaran pembeli ketika memang sedang tidak ada stok.
BACA JUGA: Sejarah Gamelan Sari Oneng yang Ramaikan Peresmian Menara Eiffel Prancis
Caranya adalah dengan pesan ke penerbit yang bersangkutan, atau berupaya mencarikan ke koneksi penjual buku lain. “Itung – itung juga kerja sama dengan para sales buku,” imbuhnya.
Buku – buku yang dijual di pasar itu ada cetakan baru dan buku bekas. Untuk buku baru, biasanya memang suplay yang didapat langsung dari penerbit. Sementara untuk buku bekas kadang memang ada dari warga yang datang menjual buku.