JABAR EKSPRES — Kamis, 12 Oktober 2023, adalah Hari Museum Nasional. Hari ini diperingati setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran penting museum dalam pendidikan, penelitian, dan pelestarian budaya. Dr. Moh. Amir Sutaarga, seorang bapak permuseuman Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari sejarah Hari Museum Nasional.
Sejarah Hari Museum Nasional
Apa peran Dr. Moh. Amir Sutaarga dan siapa dia? Lautan Kemdikbud menyatakan bahwa Mohammad Amir Sutaarga lahir pada tanggal 5 Maret 1928 di Kuningan, Jawa Barat. Saat berusia 22 tahun, Amir mulai bekerja di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW) setelah ikut berperang untuk mempertahankan kemerdekaan RI dari serangan Belanda.
BACA JUGA: Hari Purnawirawan, Menghormati Jasa-Jasa yang Berjuang Demi Bangsa
Dia ingin menjadi pelaut sejak kecil dan ingin belajar perkapalan di Belanda. Setelah berjumpa dengan salah satu ilmuwan di BGKW bernama Van der Hoop, Amir jatuh cinta pada museum.
Setelah pertemuan pertama, seluruh hidup Amir diberikan untuk kemajuan museum Indonesia. Amir diberi amanah sebagai Sekretaris BGKW karena keuletannya. Setelah Dr. Hoesein Djajadiningrat mundur sebagai kepala BGKW, Amir ditunjuk sebagai penggantinya.
Pada waktu itu, dia bekerja sendiri untuk mempertahankan dan mengawasi museum BGKW tanpa bantuan dan bantuan dari ahli Belanda. Amir Sutaarga tidak hanya bertanggung jawab atas museum yang menjadi cikal bakal Museum Pusat, tetapi juga menjadi pelopor perkembangan museumologi di Indonesia.
Komunitas Jelajah juga tertarik dengan upaya Bapak Permuseuman Indonesia ini. Pada Museum Awards 2012, Amir Sutaarga menerima anugerah Lifetime Achievement di bidang permuseuman sebagai bentuk pengakuan atas jasanya.
Pengabdiannya yang abadi untuk memajukan Museum Nasional dan museum lain di Indonesia menilai penghargaan ini.
BACA JUGA: Apa Itu Hari Demokrasi Internasional? Simak di Sini!
Kemudian, setahun setelahnya, Pada Museum Awards 2012, Amir Sutaarga menerima anugerah Lifetime Achievement di bidang permuseuman sebagai bentuk pengakuan atas jasanya. Pengabdiannya yang abadi untuk memajukan Museum Nasional dan museum lain di Indonesia menilai penghargaan ini. Amir Sutaarga meninggal dunia pada 1 Juni 2013, setahun setelah menerima penghargaan.