Update Kasus Keracunan Sate Jebret di Garut, Dinkes Khawatir Ada Tambahan Kasus

JABAR EKSPRES – Kasus keracunan sate jebret di Garut yang memakan korban hingga 39 orang dan 2 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia, kini masih menjadi kekhawatiran bagi pihak Dinas Ksehatan (Dinkes) jika ada tambahan kasus.

Hal ini terlihat dari masih dilakukannya penyelidikan epidemiologi dilapangan oleh petugas Survailans dari Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya.

Menurut Pengelola Surveilans Rina Parina, warga Tasik yang ikut menjadi korban keracunan sebanyak 14 orang yang merupakan warga Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya.

Dampak dari keracunan tersebut tidak langsung dirasakan warga, namun bereaksi setelah sehari mengonsumsi sate tersebut. Sehingga pada hari Seninnya warga mulai berdatangan ke puskesmas mengeluhkan gejala yang sama seperti orang keracunan.

Baca juga : Bahayanya Bubuk Cabai yang Sebabkan Keracunan Massal Siswa SD di Saguling KBB

Kejadian keracunan sate jebret atau sate kulit ini terjadi pada Minggu (8/10), dimana warga mengalami gejala seperti keracunan setelah membeli sate jebret di pasar Bojong Loa, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.

Lokasi pasar ini berada di didekat perbatasan antara Garut dan Tasikmalaya, sehingga warga yang terdampak sebagian merupakan warga Garut dan sebagian lagi warga Tasikmalaya.  Mereka total berjumlah 39 orang yakni 14 orang dari Kabupaten Tasikmalaya dan korban sisanya dari Garut.

Dua orang yang dinyatakan meninggal adalah satu orang warga Kecamatan Cilawu, Garut bernama Cecep (48) dan satunya warga Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya bernama Mimin (61).

Untuk bisa memastikan penyebab keracunan dan kematian tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani sudah mengambil sisa muntahan dan sisa makanan sebagai sampel, yang akan diuji laboratorium untuk menentukan penyebab pasti keracunan.

Baca juga : 7 Cara Mengatasi Keracunan Makanan dengan Pengobatan Rumahan yang Efektif

“Mudah-mudahan dalam tiga hari sudah keluar hasil uji lab,” ucapnya.

Sementara kondisi para korban keracunan yang ada di Puskesmas Cilawu dan Klinik Cihideung, Kecamatan Cilawu sudah mulai membaik, sebagian sudah diijinkan pulang menjalani rawat jalan, namun ada 4 orang yang kondisinya masih lemah sehingga masih menjalani rawat inap.

Sedangkan penjual sate kulit atau sate jebred yang diduga menjadi penyebab keracunan sudah diamankan oleh pihak Kepolisian. Hal ini dibenarkan oleh  Kapolsek Cilawu Kompol M Duhri, yang mengaku telah mengamankan penjual sate pada Senin (9/10/2023) malam.  Dan kini kasus tersebut dilimpahkan ke Sat Reskrim Polres Garut.

Tinggalkan Balasan