Kontroversi Pandawara dengan Aparatur Desa Pantai Sukabumi Berakhir Damai

JABAR EKSPRES- Mediasi antara Karang Taruna dan Aparatur Desa Sangrawayang dengan Pandawara Grup mengenai kontroversi Pantai Cibutun, Kabupaten Sukabumi, Jabar, yang dianggap sebagai pantai terkotor keempat di Indonesia, telah berhasil mencapai kesepakatan perdamaian.

Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede menyatakan, “Tujuan dari mediasi ini adalah untuk memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak guna saling memberikan klarifikasi, dan mereka sepakat untuk berdamai serta mengakhiri polemik terkait Pantai Cibutun yang terletak di Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan.”

BACA JUGA : Tren Viral TikTok 500 Dots Foundation di Dunia Kecantikan!

Ketua Karang Taruna Sangrawayang, Deris Alfauzi, menjelaskan bahwa mediasi yang diinisiasi oleh Kapolres Sukabumi terkait viralnya informasi di media sosial, di mana Pandawara Grup menyebut Pantai Cibutun sebagai pantai terkotor keempat di Indonesia.

Hasil dari mediasi tersebut menunjukkan bahwa baik pihak Karang Taruna maupun pemerintah desa telah menerima penjelasan bahwa label “nomor empat” bukanlah peringkat sebenarnya, melainkan mencerminkan kunjungan keempat dari Pandawara Grup ke Pantai Cibutun.

Penting untuk dicatat bahwa terdapat kesalahpahaman dan kekurangan komunikasi dalam hal ini. Di samping itu, penolakan terhadap Pandawara Grup sebenarnya tidak terjadi seperti yang tersebar di media sosial.

“Kami telah sepakat untuk berdamai, dan rencana untuk melakukan somasi tidak akan dilanjutkan. Bahkan, ke depannya, Karang Taruna dan Pemerintah Desa akan berkolaborasi dengan Pandawara Grup untuk menciptakan konten yang mempromosikan berbagai kegiatan, terutama di Pantai Cibutun,” tambahnya.

BACA JUGA : Viral Video Remaja Melakukan Perundungan Terhadap Anak di Bawah Umur 

Sementara itu, perwakilan dari Pandawara Grup, Gilang, menjelaskan bahwa dalam mediasi ini, mereka mengklarifikasi dan menjelaskan kepada pihak desa dan Karang Taruna bahwa “nomor empat” bukanlah peringkat, melainkan urutan kunjungan.

Ia juga menyayangkan bahwa informasi yang diterima oleh warga internet (netizen) melalui media sosial dan media massa tidak selalu akurat, yang menyebabkan munculnya polemik. Namun, pihaknya meminta maaf jika terdapat ucapan atau perilaku yang mungkin kurang berkenan di semua pihak, khususnya di Desa Sangrawayang.

Dengan itu, Kontroversi Pandawara gruf dengan aparatur Desa Pantai Sukabumi Berakhir Damai/

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan