Amerika Serikat Dorong Arab Saudi dan Israel Kembali Jalani Hubungan, Bagaimana Nasib Palestina?

JABAR EKSPRES – Dua puluh senator Demokrat telah memberikan dukungan mereka terhadap prospek perjanjian normalisasi Israel-Arab Saudi yang akan datang, yang berpotensi dimediasi oleh Amerika Serikat.

Pesan kolektif mereka kepada Presiden Joe Biden menekankan perlunya menyusun kesepakatan yang dilengkapi dengan “ketentuan yang jelas dan dapat ditegakkan secara hukum” yang bertujuan untuk mendorong solusi dua negara yang telah lama dicari untuk konflik Israel-Palestina.

Para senator, yang dipimpin oleh Chris Murphy, Chris Van Hollen, Dick Durbin, dan Peter Welch, mempelopori inisiatif ini, dengan menyampaikan surat kepada Presiden Biden pada Rabu ini.

Selain mencapai perdamaian yang sulit dicapai, perjanjian tersebut harus menjamin “langkah-langkah yang adil dalam hal kehormatan dan keamanan” bagi kedua belah pihak, baik Israel maupun Palestina, seperti yang diartikulasikan dalam komunikasi tersebut.

BACA JUGA: Masyarakat Sipil Palestina dan Israel Bersatu untuk Menentang Kekerasan Agresi Militer

“Ini harus mencakup, di antara langkah-langkah lain, komitmen Israel untuk tidak mencaplok sebagian atau seluruh Tepi Barat; menghentikan pembangunan dan perluasan permukiman (ilegal); membongkar pos-pos ilegal (termasuk yang telah ‘dilegalkan’ secara surut); dan mengizinkan pertumbuhan alamiah kota-kota Palestina, kota-kota dan pusat-pusat populasi, serta kemampuan untuk melakukan perjalanan tanpa gangguan di antara dan di antara wilayah-wilayah Palestina yang bersebelahan,” demikian tuntutan para senator tersebut.

Komponen-komponen fundamental ini dianggap sangat diperlukan untuk memelihara ketenangan abadi di kawasan Timur Tengah yang bergejolak, dan sama pentingnya untuk menjaga masa depan Israel sebagai negara Yahudi dan negara demokratis, demikian kesepakatan para senator.

Indikasi terbaru dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, seperti yang disampaikan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bulan lalu.

Ia menunjukkan bahwa kedua belah pihak yang terlibat dalam perjanjian potensial tersebut semakin dekat dengan sebuah terobosan.

Namun, rincian spesifik mengenai negosiasi yang dipimpin AS yang sedang berlangsung masih diselimuti kerahasiaan.

BACA JUGA: Gencarkan Kembali Serangan ke Tepi Barat, Pasukan Israel Tembak Mati Dua Orang Palestina

Patut dicatat bahwa Arab Saudi, negara yang memiliki dua tempat paling suci dalam Islam, tidak pernah secara resmi mengakui Israel.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan