Mobil Tanki Terbatas, Distribusi Air Bersih di Bandung Barat Jadi Terhambat

JABAR EKSPRES  – Terbatasnya ketersediaan mobil tangki pengangkut air membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami kendala dalam mendistribusikan air bersih kepada masyarakat.

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Bandung Barat,  128 RW di delapan kecamatan di wilayahnya yang mengalami krisis air bersih dampak dari musim kemarau tahun ini.

“Per tanggal 29 September 2023, kami mendapat 72 RW yang mengajukan permohonan bantuan air bersih, hingga hari ini jumlahnya terus meningkat hingga 128 RW dan ada kemungkinan akan terus bertambah. Namun kita terkendala armada,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD KBB, Jarot Prasetyo saat ditemui di kantornya, Selasa (3/10/2023).

BACA JUGA: Tarif Kereta Cepat Jakarta Bandung Masih Dalam Tahap Kajian, Gratis Sampai Pertengahan Bulan Oktober?

Ia mengatakan, delapan kecamatan yang mengalami krisis air bersih tersebut di antaranya, Kecamatan Ngamprah, Padalarang, Cisarua, Cikalongwetan, Cipeundeuy, Cipatat, Rongga, dan Kecamatan Gununghalu.

Namun demikian, lanjut Jarot permohonan bantuan air bersih dari delapan kecamatan tersebut belum sepenuhnya terlayani dengan maksimal.

“Kami hanya memiliki armada tanki pengangkut air satu, itu pun kapasitasnya hanya menampung 5.000 liter. Dalam sehari paling kita mampu mendistribusikan sebanyak tiga kali,” katanya.

Ia menambahkan, pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan dinas lain seperti di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan terkait mobil tangki air.

Akan tetapi, ia khawatir kendaraan yang ada selama ini dipakai operasional untuk menyiram tanaman dan pemadaman kebakaran yang tangki airnya dikhawatirkan tidak steril.

“Untuk mengatasi masalah itu kami sudah mengajukan bantuan unit mobil tangki ke BPBD Provinsi Jabar, ke Manajemen Kota Baru Parahyangan, ke PMI, dan ke Pamjaya Jakarta melalui Pj Bupati dengan harapan ada mobil tangki yang didrop untuk melayani pengiriman air bersih ke delapan kecamatan,” terangnya.

Kendala lain yang dihadapi oleh BPBD, lanjut Jarot, adalah keterbatasan sumber air bersih dari supplier  karena debit air menurun. Sehingga mereka pun membatasi pelayanan air bersih ke masyarakat. Sejauh ini pihaknya mendapatkan pasokan air secara gratis dari Perumda Tirta Raharja di Jalan Kolonel Masturi, Kota Cimahi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan