Kaitan dengan acara ini kebanyakan yang hadir adalah mereka yang notabennya pemilih pemula.
Karena itu, tambahnya, teman-teman muda posisinya sangat menentukan untuk arah kepemimpinan masa depan. Cara mendekati teman-teman muda tentu dengan sesuatu yang dekat dengan mereka mulai dari gaya bahasa, metode menyampaikan materi dan penyesuaian lainnya.
“Nah makanya dalam konteks ini dialog-dialog berkelanjutan, tidak cukup satu kali, yang penting dilakukan untuk teman-teman muda itu kritis. Mereka bukan apolitis kritis. Maka hadirkan informasi yang banyak dan benar sehingga mereka tertantang untuk mewarnai Pemilu 2024,” sambungnya.
Terkait indeks angka kerawanan Pemilu di Sumedang, Lolly mengatakan Sumedang masuk dalam IKP sedang. Artinya, posisi rawan sedang dan potensi tidak rawannya juga tidak terlalu tinggi.
Jadi, Lanjut Lolly, potensi demokrasi Sumedang Ini ada di tengah-tengah, namun bukan berarti membuat Bawaslu tidak waspada. Karena seluruh tahapan bagi Bawaslu terus dilakukan termasuk di Sumedang.
“Jadi tantangannya bagi Sumedang, justru ketika di rawan sedang, gimana caranya bisa menekan ke rawan rendah. Ini menjadi tantangan bagi Bawaslu untuk terus melakukan pengawasan terutama mereka yang pindah memilih (DPTb),” katanya.
Sebab, tambahnya, DPTb ini sedang berproses melalui rekan-rekan KPU. Artinya selalu ada pembaharuan terhadap proses DPTb saat ini.
“Kami sedang berkomunikasi di tataran bawah untuk mendapatkan akses terhadap DPTb, seperti akses ke sidalih mengenai DPTb, karena data update DPTb ini juga penting bagi Bawaslu supaya nanti kita bisa mitigasi berbagai potensi misalnya kehilangan hak suara, hak pilih teman-teman mahasiswa. Karena kan surat cadangan sudah ditentukan tidak boleh melebihi 2 persen dari jumlah DPT di tiap TPS. Sehingga dalam konteks ini untuk DPTb menjadi pengawasan kami,” pungkasnya.(Mg11)
Baca juga: Jokowi Tanggapi Kritikan Anies Baswedan Tentang PNS