RSUD Banjar Pastikan Pasien BPJS Kesehatan Berobat Gratis, Soal Uang Obat Bisa Diklaim

JABAR EKSPRES – Direktur badan layanan umum daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Banjar Jawa Barat dr. H Agus Budiana Ekaputra menjamin seluruh pasien peserta BPJS Kesehatan di RSUD Banjar tidak perlu mengeluarkan biaya lagi. Semua pasien dilayani dengan maksimal dan gratis tanpa harus dipungut biaya. Bahkan untuk obat yang harus dibeli diluar apotek rumah sakit bisa diklaimkan ke RSUD.

“Mulai bulan Agustus 2023 tidak ada lagi pasien BPJS yang iur biaya karena ketidaktersediaan obat. Karena RSUD telah MOU dengan apotek terdekat untuk mengatasi manakala ada obat yang tidak tersedia secara gratis,” katanya Senin (2/10/2023).

BACA JUGA: Wali Kota Heran, di Kota Banjar Peserta BPJS Kesehatan Tetap Keluarkan Biaya untuk Pembelian Obat

Menurut dia, MoU itu dilakukan agar para pasien khususnya peserta BPJS dapat memperoleh pelayanan obat gratis sesuai yang menjadi satu kesatuan dari pelayanan BPJS. Tentu resep obat yang dikeluarkan sudah diverfikasi terlebih dahulu oleh instalasi farmasi RSUD.

“Sebelum Agustus, jika ada pasien yang memang harus beli obat sendiri, biayanya selalu kami (RSUD Banjar) ganti. Tentunya pasien dengan dibuktikan kwitansi pembelian obat dan diserahkan ke RSUD agar bisa diklaim oleh pasien,” kata dr. H Agus Budiana Ekaputra.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar dr H Andi Bastian mengatakan, ketersediaan obat-obatan yang ada di Dinas Kesehatan saat ini aman. Obat-obat ini akan disuplai ke seluruh fasilitas kesehatan tingkat pertama di Kota Banjar.

“Ketersediaan obat di Dinkes aman. Obat didistribusikan dilakukan sesuai dengan kebutuhan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ada di Banjar,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih heran kenapa peserta BPJS Kesehatan di Kota Banjar harus mengeluarkan uang untuk pembelian obat. Padahal, seharusnya pembelian obat harus dicover oleh jaminan BPJS Kesehatan.

“Warga menggunakan kartu BPJS Kesehatan masih harus mengeluarkan biaya untuk penebusan obat karena di rumah sakit obatnya tidak ada. Meski tidak semua tetapi masih ada warga yang mengalami seperti itu,” kata Ade Uu Sukesih.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan