Gelar Bakti Sosial, RSUI Gandeng PUN Fasilitasi Operasi Katarak dan Bibir Sumbing pada Puluhan Orang di Depok

Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) bersama Yayasan Perempuan Untuk Negeri (PUN) gelar bakti sosial operasi katarak dan bibir sumbing. (Dok. Istimewa)
Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) bersama Yayasan Perempuan Untuk Negeri (PUN) gelar bakti sosial operasi katarak dan bibir sumbing. (Dok. Istimewa)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) bersama Yayasan Perempuan Untuk Negeri (PUN) telah menggelar kegiatan bakti sosial operasi katarak dan bibir sumbing.

Sedangkan, untuk peserta bibir sumbing dan celah lelangit, sebanyak 8 peserta telah dilakukan tindakan operasi.

Kegiatan bakti sosial ini merupakan bentuk kepedulian bersama RSUI, PUN, dan PERDAMI Jaya dalam rangka menjalankan tanggung jawab sosial untuk membantu menurunkan angka kasus katarak yang masih tergolong tinggi di Indonesia dan juga kasus bibir sumbing dan celah celah lelangit yang masih perlu mendapat perhatian.

Baca Juga:Veda Persembahkan Podium Tertinggi di IATC MotegiFestival Jawara Burangrang Meriah, Kelompok Lansia Tak Mau Kalah Tampil di Panggung

Dalam sambutannya, Dirut RSUI, dr. Astuti Giantini mengaku masyarakat antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut.

“Kegiatan baksos telah berjalan lancar dan banyak masyarakat antusias mendaftar kegiatan baksos ini. RSUI berupaya memberikan layanan yang terbaik untuk para peserta mulai dari proses skrining, tindakan operasi hingga perawatan pasca operasi.

Terima kasih kami ucapakan kepada Yayasan PUN dan Perdami Jaya yang mendukung penuh kegiatan ini sehingga terlaksana dengan baik,” katanya.

Sementara Ketua Harian PUN, Sarita Thaib mengatakan bahwa acara baksos tersebut dilakukan dalam rangka Hari Ulang Tahun PUN yang ke-14.

“Baksos kali ini bekerja sama dengan RSUI dan Perdami Jaya melakukan operasi katarak dan bibir sumbing. Semoga kegiatan baksos ini dapat memberikan banyak manfaat dan di hari ultahnya PUN memberikan banyak berkah untuk semua masyarakat yang membutuhkan,” tutur Sarita.

Sementara, Sekertaris Perdami Jakarta, dr. Astrianda Nadya Suryono menuturkan bahwa angka kebutaan di Indonesia tergolong tinggi.

“Menurut hasil survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) th 2016-2016 angka kebutaan kita yaitu 3 persen dari seluruh populasi, dan merupakan salah satu yang tertinggi khususnya di negara-negara di Asia Pasifik.

0 Komentar