JABAR EKSPRES, BANDUNG – Sejumlah pedagang beras mulai mempertanyakan bantuan pemerintah terkait kenaikan harga yang terjadi.
Dalam hal ini yaitu penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pasar (SPHP) ke pasar tradisional.
Pedagang beras di Pasar Induk Gedebage, Saepuloh, (52) mengaku bahwa sedikit pun belum pernah mendengar informasi perihal bantuan tersebut. Bahkan kabar tentang penyaluran itu, baru didengarnya dari saluran berita nasional.
BACA JUGA : Sebut Kondisi Sarimukti Masih Bermasalah, Kadis DLH Kabupaten Bandung Nilai Bank Sampah Bisa Jadi Solusi
“Belum ada. Baru liat juga berita di Jakarta. Di pasar ini mah belum ada,” ujar Saepuloh kepada Jabarekspres, di kios dagangnya, Pasar Gedebage, Kota Bandung, Selasa (26/9).
Apabila benar ada bantuan itu, kata Saepuloh, tentu para pedagang beras bakal amat terbantu sekali.
Mengingat kenaikan harga yang terjadi, pedagang beras di Pasar Gedebage bahkan kesulitan mendapat bati atau untung.
“Sekarang gak ada kalau mau ambil untung juga. Mengandalkan langganan aja. Pokoknya pada kasian sekarang mah. Cuman ngikutin (harga) pengirim aja sekarang. Susah dicari batinya,” katanya.
Bersamaan, tak jauh dari tempatnya berjualan, pedagang beras bernama Isa (48), membenarkan terkait kurangnya informasi untuk bisa mendapatkan penyaluran bantuan beras SPHP tersebut.
BACA JUGA : Warga Disabilitas di Kabupaten Bandung Kini Bisa Lebih Mudah Membuat e-KTP
“Belum ada kabar. Belum ada (informasi). Tapi mudah-mudahan ada (dapat bantuan) dari program pemerintah,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemeterologian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Meiwan Kartiwa menyebut, selain memantau perkembangan kenaikan harga, pihaknya terus berkoordinasi dengan Bulog Bandung.
“Kami dengan Perum Bulog sementara ini untuk menstabilkan harga, yaitu memasukan beras dari Bulog ke pasar untuk dijual para pengecer,” ungkap Meiwan kepada Jabarekspres melalui sambungan telepon, Rabu (6/9).
“Adapun untuk stok masih aman dan tersedia di Kota Bandung. Disperitas harga di tiap pasar pasti terjadi adanya perbedaan distribusi beras,” jelasnya.