JABAR EKSPRES – Sebanyak 108 hektare sawah di tiga kecamatan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mengalami gagal panen alias fuso. Gagal panen tanaman padi petani itu dampak dari musim kemarau dan El Nino.
“Tiga wilayah itu di antaranya di Kecamatan Banjarsari seluas 55 hektare, di Pamarican 52 hektare, dan Cimaragas 1 hektare. Total 108 hektare sudah dipastikan fuso,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Slamet Budi Wibowo di ruang kerjanya, Selasa (26/9).
Selain gagal panen, tanaman padi di beberapa kecamatan di Kabupaten Ciamis juga terancam mengalami hal yang sama akibat perubahan iklim kekeringan.
BACA JUGA: Dampak Musim Kemarau di Jabar Semakin Meluas, BPBD Jabar Catat 393 Desa Alami Kekeringan
“Tersebar di 18 kecamatan yang masuk kriteria kekeringan ringan ada 18 hektare, kriteria sedang 103 hektare, berat 86 hektare. 108 hektare di antaranya dipastikan fuso. Itu data hingga 31 Agustus 2023,” kata Budi Wibowo.
Berbagai upaya untuk menangani kekeringan telah dilakukan oleh petani maupun aparat pemerintah. Seperti pompanisasi di berbagai wilayah yang msih memilki potensi air sungai atau sumur bor, serta gilir giring air untuk mengefisienkan penggunaan air, termasuk pembersihan saluran sebagai upaya normalisasi.
“Kami (pemerintah,Red) juga meminta para petani untuk mengganti komoditas tanaman dengan tanaman palawija, hal ini dilakukan agar produktif pangan tidak terganggu meskipun terdampak kekeringan,” ujar dia.
Pihaknya kata dia, berencana membantu para petani yang mengalami gagal panen dengan memberikan bantuan benih padi.
“Kami upayakan pemberian bantuan berupa benih kepada petani di tiga kecamatan itu. Sawah-sawah milik petani di tiga kecamatan itu ada yang tadah hujan dan sawah irigasi,” katanya.
Ia menjelaskan, meski terjadi gagal panen seluas 108 hektare sawah di tiga kecamatan, setok beras di Kabupaten Ciamis masih surplus.
BACA JUGA: Hari Ketiga Pasca Tewasnya RS di Tansa Bogor, Ini Keterangan Polisi!
“Hasil analisis ketersediaan pangan Kabupaten Ciamis periode bulan Agustus 2023 untuk ketersediaan beras sebanyak 99.852,23 ton, sementara untuk kebutuhan beras bulan Agustus 2023 sebanyak 14.016,03 ton. Jadi untuk setok masih aman, bahkan surplus,” katanya.