JABAR EKSPRES – Akibat banyaknya barang impor yang masuk karena mudah dan murah, sejumlah pengusaha tekstil hingga para pedagang terkena imbasnya.
Khusus di Jawa Barat sendiri, hampir 150 ribu orang harus kehilangan pekerjaanya dan beberapa pabrik pun kini harus tutup.
Kepala Dinas UMKM Pemprov Jawa Barat, Taufik Garsadi mengatakan di Jawa Barat sendiri ada sekitar 24 juta pekerja, akan tetapi sebanyak 70 persen bukan pekerja formal melainkan dari IKM dan UKM.
“Nah pekerja formal itu biasanya yang paling banyak adalah di IKM dan UKM, nah ini yang paling berat di Jawa Barat,” ujar Taufik saat ditemui kemarin, Minggu 24 September 2023.
Taufik menjelaskan imbas dari mudahnya barang masuk dan murah dari impor ini beberapa pabrik pun harus tutup dan gulung tikar.
“Banyak sekali pabrik yang tutup gitu ya, ada juga yang pindah ke Jawa tengah atau di Garut dan sebagainya,” katanya.
BACA JUGA: Penyerapan Beras Berkurang Akibat Kekeringan, Pemprov Jabar Bakal Gelar Pangan Murah
Selain itu, banyaknya pabrik yang tutup, tentunya akan menurunkan daya beli sehingga banyak para pedagang yang harus di PHK.
“Salah satu contoh yang data terkait dengan PHK memang sangat kecil PHK itu, tapi kalau kita lihat data dari BPJS ketenagakerjaan, yang mengambil jaminan hari tua adalah keluar kan ya, tidak mempunyai pekerjaan, itu lebih dari 150 ribu orang,” tuturnya.
Tentunya, menurut Taufik, hal tersebut pasti sangat menurunkan daya beli masyarakat. Terlihat dari banyaknya produk IKM yang sepi tidak terpasarkan.
“Nah saya lihat dari teman IKM ini banyak sekali yang tidak terpasarkan termasuk di pasar kita akan sepi dan segala macam, nah selain tekanan dari data beli juga tekanan dari barang impor,” ungkapnya.
Namun disisi lain, Taufik berharap khususnya di Jawa Barat sendiri yang juga disebut sebagai lokomotif Indonesia bisa bertahan dengan gempuran barang impor yang murah dan mudah masuk ini.
“Sangat berharap Jabar sebagai lokomotif Indonesia bisa bertahan, kalau Jabar berhasil otomatis daerah lain akan berhasil,” pungkasnya. (Agi)