Terry Gou, Orang Terkaya ke-6 di Taiwan, Mundur dari Dewan Direksi Foxconn untuk Maju di Pilpres 2024

JABAR EKSPRES – Terry Gou, salah satu taipan terkemuka Taiwan yang dikenal sebagai “Donald Trump dari Taiwan” karena kemiripannya, mengumumkan pengunduran dirinya dari dewan direksi Foxconn. Keputusan ini diambil Gou dengan niatan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden tahun 2024 di negara tersebut.

Menurut perhitungan Forbes, saat ini Gou memiliki kekayaan pribadi senilai US$7 miliar atau setara dengan Rp107,4 triliun dengan asumsi nilai tukar Rp15.357 per dolar AS.

Sosok Gou, yang terkenal dengan persamaannya dengan Donald Trump, memiliki beberapa kesamaan dengan mantan Presiden Amerika Serikat tersebut. Keduanya dikenal memiliki kekayaan yang besar, imperium bisnis yang berpengaruh, pernikahan lebih dari sekali, serta memiliki istri yang jauh lebih muda.

Namun, yang mengejutkan adalah, meskipun menjadi salah satu dari 10 orang terkaya di Taiwan, Gou mengungkapkan bahwa dalam masa lalunya, dia pernah mengalami kesulitan yang membuatnya tidak mampu membeli beras untuk makan.

Terry Gou lahir dengan nama asli Guo Tai-Ming pada 18 Oktober 1950, di Banqiao, Taiwan. Ayahnya adalah seorang polisi di Tiongkok, dan keluarganya melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949, setahun sebelum kelahiran Gou, selama Perang Saudara Tiongkok.

Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya dan mencapai usia 24 tahun, Gou memulai karirnya dengan bekerja di pabrik karet dan pabrik obat. Dia menikah dengan Serena Lin dan memiliki dua anak, tetapi tragisnya, Serena meninggal pada usia 55 tahun akibat kanker payudara. Gou kemudian menikah lagi dengan Delia Tseng dan memiliki tiga anak.

Baca Juga: UMKM Cirebon Minati Chest Freezer Teranyar dari ARTUGO

Dengan modal awal sebesar US$7.500, Gou mendirikan perusahaannya, Hon Hai Precision, yang saat ini lebih dikenal dengan merek dagang Foxconn. Saat itu, perusahaan ini hanya beroperasi dari sebuah gubuk kecil dan memiliki hanya 10 karyawan lansia, memproduksi komponen plastik untuk televisi.

Namun, perjalanan bisnisnya tidaklah mulus. Krisis minyak pada tahun 1970-an dan resesi menjadi pukulan keras bagi perusahaannya karena seorang investor, yang juga temannya, menarik dana dan meninggalkan manajemen. Pada saat itu, Gou bahkan pernah mengalami kesulitan finansial sampai-sampai tidak mampu membeli beras.

Tinggalkan Balasan