Bangunan Lapuk di Kota Banjar Jadi Sasaran Empuk Pengerusakan

BANJAR, JABAR EKSPRES – Kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri 3 Rejasari Kota Banjar, Jawa Barat menjadi sorotan publik setelah viral menjadi arena vandalisme oleh orang tidak bertanggungjawab belum lama ini. Tidak heran peristiwa itu terjadi di sana, sebab gerbang sekolah tidak dikunci bahkan pintu ruang kelas pun juga tak dikunci sehingga sangat mudah orang hilir keluar masuk. Bahkan tidak adanya CCTV membuat peristiwa vandalisme sulit untuk diungkap.

Tidak hanya itu, kondisi dinding ruang sekolah pun rusak, berjamur, rapuh serta pintu ruang kelasny jebol. Hal itu menjadi pemandangan sehari-hari para siswa ketika menempuh pendidikan. Dinding batas lingkungan sekolah yang tidak lebih dari 2 meter membuat orang dapat dengan mudah masuk ke area sekolah.

BACA JUGA: Aksi Anarkis Dunia Pendidikan di Kota Banjar

Kapolsek Langensari, AKP Yudy Ristiyanto turut prihatin melihat kondisi bangunan sekolah yang kurang nyaman untuk belajar para siswa. Tembok, pintu, dan bangunan sudah rusak.

“Itu bangunan aslinya tahun 1963, kemudian ditambah teras tahun 2006. Jadi tidak bisa di cat karenan temboknya sudah rusak, harus diplester ulang baru bisa di cat. Pintu juga rusak berat, jadi tidak bisa dikunci,” kata AKP Yudy Ristiyanto, Sabtu (23/9).

Forum Pemuda Peduli Pendidikan Kota Banjar, Dicky Agustaf memahami bahwa sekolah berat untuk melakukan pemeliharaan karena dana sekolah itu hanya sebatas dari dana BOS yang memang benar-benar sangat terbatas besarannya untuk dipakai di pemeliharaan. Apalagi mungkin banyak ruangan yang harus dipeliharanya, paling dana BOS hanya bisa cukup untuk pengecatan dan menambal kerusakan dinding.

BACA JUGA: Aksi Vandalisme bertuliskan XTC di Sekolah Dasar Tuai Kecaman, Komisi lll DPRD Kota Banjar Angkat Bicara

“Lihat coba kondisi fisiknya sekolah itu, kami kira sudah sepatansnya ruangan ruangan kelasnya dilakukan rehabilitasi atau bahkan revitalisasi,” ucap Dicky.

Dicky menuturkan, mesti diingat peningkatan mutu hasil pendidikan berbanding lurus dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai di lingkungan pendidikan. Mau nyaman bagaimana peserta didik kalau ruangan kelasnya misal sudah kurang layak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan