Rela Berdesakan Berebut Air Berkah Sisa Siraman Panjang, Ini Manfaatnya!

JABAR EKSPRES — Sejak pagi buta, ratusan warga dari Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) memenuhi Bangsal Pungkuran, Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon.

Mereka sengaja datang ke Keraton Kasepuhan, untuk mengikuti rangkaian kegiatan Siraman Panjang.

Selain mengikuti tahap demi tahap proses siraman panjang, warga yang sengaja datang ini juga membekali diri dengan dirigen, ember, hingga botol aqua berbagai ukuran.

Warga Desa Buntet, Era mengaku hampir setiap tahun mengikuti prosesi siraman panjang di Keraton Kasepuhan.

BACA JUGA: Kamu Harus Tahu! Ternyata Kombinasi Madu dan Lemon Punya Banyak Manfaat!

“Setiap tahun diinformasikan dari keluarga keraton, jadi kesini, dari dulu selalu berebut kaya gini,” katanya, Jumat, 22 September 2023.

Dia juga ikut berebut air sisa siraman, sisa cucian piring tafsi. Rencananya air itu digunakan Era untuk menyirami sawahnya.

“Air nya dapet dua botol, buat kesehatan keluarga ada yang sakit, buat siram sawah biar hasil taninya melimpah berkah,” bebernya.

Rupanya, mereka hendak membawa pulang air dari sisa siraman panjang yang jumlahnya sebanyak 7 buah piring tafsi, 38 piring pengiring, dan dua botol minyak wangi.

“Istilahnya memang air itu sumber dari kehidupan, dan kenapa masyarakat mengambil airnya, karena masyarakat ingin mengambil keberkahan,” Kata Patih Pangeran Raja Gumelar Surya Diningrat.

Air yang jadi rebutan massa pengunjung, biasa disebut air berkah. Air berkah diyakini mampu memberikan kesuburan bagi tumbuhan maupun kesehatan.

“Khususnya keberkahan itu datang dari allah, melalui peninggalan-peninggalan,” ucapnya.

Selama prosesi, para abdi dalem mencuci piring tafsi sembari bersholawat dan berbagai doa, doa ini yang diyakini membawa keberkahan.

BACA JUGA: Madu untuk Asam Lambung: Manfaat, Cara Konsumsi, dan Tipsnya

“Jadi kita juga saat prosesi siraman panjang kita juga bersholawat nabi muhammad, mudah-mudahan dari sana mendapat berkah, makannya rebutan, ungkapnya.

Setelah dicuci, piring tafsi, piring pengiring dan dua botol minyak wangi kemudian disimpan kembali Gedong Jimat.

“Alat-alat itu akan dipakai pada saat nanti acara puncak, yang akan menggambarkan filosofi kelahiran anak manusia memperingati hari lahir kanjeng nabi muhammad,” pungkasnya. (Mg7)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan