Diduga Menjalin Hubungan dengan Israel, Presiden Iran Ebrahim Raisi Tuduh Arab Saudi Khianati Palestina

JABAR EKSPRES – Presiden Iran Ebrahim Raisi melontarkan tuduhan terhadap Arab Saudi, dengan menuduh pengkhianatan terhadap kepentingan Palestina melalui upaya normalisasi hubungan dengan Israel.

“Inisiasi hubungan antara rezim Zionis dengan negara manapun di kawasan, jika bertujuan untuk memberikan keamanan bagi rezim Zionis, tentu tidak akan berhasil,” kata Raisi dalam sebuah konferensi pers pada Rabu ketika ia menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Kami percaya bahwa hubungan antara negara-negara regional dan rezim Zionis akan menjadi tikaman di punggung rakyat Palestina dan perlawanan rakyat Palestina,” katanya.

Perkembangan ini mengikuti hubungan yang semakin baik antara Arab Saudi dan Israel, yang sebagian didorong oleh sikap permusuhan mereka yang sama terhadap Iran.

BACA JUGA: Pasukan Israel Tembak Mati Dua Remaja Palestina dalam Bentrokan Terpisah di Tepi Barat

Khususnya, Riyadh telah melakukan upaya untuk meredakan ketegangan dengan Teheran, sebuah proses yang difasilitasi oleh negosiasi diplomatik yang ditengahi oleh Cina.

Tanggapan Iran muncul setelah pengumuman dari pemimpin de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa diskusi yang ditengahi oleh Amerika Serikat mengalami kemajuan dalam menormalisasi hubungan dengan Israel.

“Setiap hari kami semakin dekat,” ujar Mohammed bin Salman.

“Bagi kami, isu Palestina sangat penting. Kami perlu menyelesaikan bagian itu,” lanjutnya ketika ditanya apa yang diperlukan untuk mendapatkan kesepakatan normalisasi.

BACA JUGA: Pasukan Israel Tewaskan Empat Warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza

“Dan kami memiliki negosiasi yang baik yang terus berlanjut hingga saat ini.”

Penting untuk dicatat bahwa hanya sedikit negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Mesir dan Yordania adalah pelopor dalam mengakui Israel, dengan meresmikan perjanjian terpisah pada 1979 dan 1991.

Dalam perkembangan signifikan pada 2020 yang dikenal sebagai Perjanjian Abraham, empat negara tambahan menormalkan hubungan mereka dengan Israel.

Negara-negara ini termasuk Maroko, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan.

BACA JUGA: Aljazair Desak PBB untuk Akhiri Penjajahan Israel dan Terima Palestina sebagai Anggota Penuh PBB

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan