“Kami dari Satuan Lalu Lintas Polresta Bandung, sudah melakukan upaya dan langkah-langkah memasang water bearier, agar angkot tidak berhenti di badan jalan,” paparnya.
Anom menjelaskan, pihaknya selalu memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para supir angkot, bertujuan supaya mereka dapat lebih tertib berlalu lintas, khususnya ketika menurunkan, menaikkan hingga menunggu penumpang atau mengetem.
“Imbauan kepada para sopir angkot agar tidak nunggu penumpang terlalu lama, apalagi yang dapat menghambat arus lalu lintas kendaraan yang lain,” jelasnya.
Kamacetan di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi bukan rahasia umum lagi, bahkan ruas lajur tersebut tak sedikit dijuluki orang-orang dengan sebutan Jalur Perenggut Masa Muda.
Kemacetan di jalur ini, selain dilintasi kendaraan dari berbagai arah dan terhambat oleh putaran/persimpangan jalan, di jalur ini tak ada akses alternatif.
Adapun sejumlah terminal bayangan atau terminal liar itu, di antaranya depan Pasar Sehat Cileunyi, sekitar Cibeusi, di Jalan Cipacing menuju arah Rancaekek serta di bawah jembatan simpang susun Cileunyi (Tol Cisumdawu).
Terminal liar ini muncul setelah Terminal Cileunyi yang lahannya milik Desa Cileunyi wetan ini tinggal kenangan rencananya akan dijadikan rest area.
Akhirnya angkot berbagai trayek, Elf dan bus mengetem di beberapa titik terminal bayangan. Melihat kondisi Cileunyi yang memprihatinkan ini, sejumlah kalangan buka suara dan berharap harus jadi perhatian serius banyak pihak.
Anom menyampaikan, supaya masyarakat bisa memperhatikan aturan berlalu lintas, agar tak terjadi hambatan yang bisa menimbulkan kemacetan.
“Kami akan melakukan penindakan penilangan, terhadap kendaraan yang tetap tidak mau menjalankan kendaraannya hingga menghambat arus lalu lintas,” pungkasnya. (Bas)