JABAR EKSPRES – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara mengenai konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Presiden Erdogan menekankan bahwa hanya presiden Rusia dan Ukraina yang memegang kunci untuk menentukan akhir dari konflik ini.
Presiden Erdogan menahan diri untuk tidak memberikan jadwal spesifik untuk penyelesaian perang, menggarisbawahi peran penting Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam hal ini.
“Tidak mungkin bagi saya untuk memberi Anda kalender tentang kapan perang ini akan berakhir atau berapa lama perang ini akan berlangsung. Hanya para pemimpin dari kedua belah pihak yang dapat memberi tahu Anda,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Mengenai diskusinya dengan Presiden Putin mengenai perkembangan perang, Presiden Erdogan menyatakan ekspektasi bahwa konflik ini akan berlangsung dalam waktu yang lama.
Ia juga menegaskan keyakinannya pada kepercayaan Rusia yang setara dengan negara-negara Barat.
“Dan agar perang ini berakhir sesegera mungkin, kami sangat berharap. Dan Tuan Putin sebenarnya berada di pihak yang ingin mengakhiri perang ini sesegera mungkin,” katanya.
“Saya tidak punya alasan untuk tidak mempercayai mereka. Sejauh Barat dapat diandalkan, Rusia juga dapat diandalkan. Selama 50 tahun terakhir, kami telah menunggu di depan pintu Uni Eropa. Dan pada saat ini, saya mempercayai Rusia seperti halnya saya mempercayai Barat,” katanya.
BACA JUGA: Hubungan Cina dan Jerman Memanas Usai Menlu Jerman Sebut Xi Jinping Diktator
Ketika ditanyai mengenai pernyataan-pernyataan baru-baru ini mengenai hubungan Turki dengan Uni Eropa (UE), Presiden Erdogan menegaskan bahwa Turki sangat menghargai keputusan-keputusan UE dan kesediaannya untuk menerima setiap kemajuan positif dalam hubungan tersebut.
Lebih lanjut, ia mengklarifikasi bahwa tawaran Swedia untuk keanggotaan NATO dan negosiasi aksesi UE yang sedang berlangsung di Turki adalah hal yang berbeda.
Presiden Erdogan menarik perhatian pada masalah pendukung kelompok teror PKK dan FETO di Turki, dan mendesak Swedia untuk mengambil tindakan tegas terhadap orang-orang ini yang menurutnya beroperasi secara bebas di dalam negeri.