JABAR EKSPRES- Dalam beragam keyakinan agama, termasuk dalam Islam, kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian, yang disebut akhirat, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ajaran agama tersebut. Badiuzzaman Said Nursi, seorang ulama dan intelektual asal Turki, memaparkan suatu bukti tentang keberadaan akhirat.
Dalam karyanya berjudul Al-Lama’at, ia menjelaskan bahwa 124 ribu individu terpilih yang termasuk Nabi dan Rasul, sebagaimana dijelaskan dalam Hadis, secara serentak dan terus-menerus telah menyampaikan informasi mengenai keberadaan negeri akhirat, baik melalui kesaksian langsung maupun melalui keyakinan yang kuat.
“Mereka secara bulat menyampaikan bahwa manusia akan dipandu menuju ke sana, dan Sang Pencipta pasti akan memperlihatkan negeri akhirat sebagaimana yang telah dijanjikan dengan tegas,” ungkap Nursi.
BACA JUGA : Umar bin Khatab Sebagai Pencetus Sistem Penanggalan Islam di Kalender Hijriah
Validasi dari 124 juta wali, baik melalui pengalaman spiritual maupun kesaksian, atas informasi yang diumumkan oleh para nabi, beserta kesaksian mereka tentang keberadaan akhirat berdasarkan ilmu yang diyakini, merupakan alasan kuat yang menegaskan keberadaan akhirat.
Di samping itu, penampakan dari seluruh nama-nama Allah (Asmaul Husna) yang tercermin di segala penjuru alam menunjukkan bahwa harus ada sebuah realitas kekal selain dari yang kita kenal sekarang, dan dengan sangat jelas menegaskan keberadaan akhirat.
Lebih lanjut, kekuatan Ilahi dan hikmah-Nya yang bersifat mutlak, tanpa ada tindakan yang sia-sia atau berlebihan, seperti menghidupkan kembali pohon-pohon yang telah mati dan menjadikannya berdiri kokoh setiap musim semi dan tahun demi tahun, sesuai dengan perintah “kun fayakun”, merupakan bukti nyata akan kebangkitan setelah kematian, sehingga tiga ratus ribu jenis berbeda dari tanaman dan hewan diberikan kehidupan baru.
“Semua ini menunjukkan ratusan ribu contoh kebangkitan dan membuktikan keberadaan akhirat,” jelas Nursi
BACA JUGA : Fakta Menarik : Ternyata Makkah adalah Pusat dari Bumi