BANDUNG, JABAR EKSPRES – Penjabat (Pj) Gubenur Jawa Barat (Jabar), Bey Triadi Machmudin menyebut salah satu faktor tingginya harga beras di pasaran diakibatkan oleh kekeringan.
Suhu panas yang belakang ini terjadi, menurut Bey telah menyebabkan keringnya sejumlah lahan pertanian termasuk padi. Meski begitu, dia mengaku seluruh daerah di Indonesia pun, turut mengalami hal serupa.
“Kekeringan itu dihadapi seluruh daerah dan negara, karena setiap minggunya ada TPID (Tim pengendali inflasi daerah). Jadi intinya stok beras harus diperhatikan, jangan sampai terjadi kelangkaan,” ujarnya di Kantor Kejati Jabar, Selasa 12 September 2023.
Disinggung soal langkah dari pemerintah dalam menyelesaikan hal ini, Bey mengaku Pemerintah Pusat saat ini sudah memberikan bantuan pangan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di Jabar.
BACA JUGA: Bandar Beras Buntung Hingga 50 Persen Akibat Harga Beras Naik
“Bantuan pangan sudah mulai 10 kilogram per 21,3 juta KPM (oleh Pemerintah Pusat). Jadi ini yang harus kita jaga, sehingga jangan sampai terjadi kelangkaan,” ucapnya.
Meski begitu, Bey menuturkan sejauh ini di Jabar untuk harga beras di pasaran masih terbilang normal. “Jadi masih cukup normal, tapi memang tinggi (harganya), untuk neras premium itu mungkin Rp100 sampai Rp200 rata rata (perkilonya),” pungkasnya.
Diketahui, berdasarkan data yang dilaporkan, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (Kabid DPN) Disperindag Jabar, Eem Sujaemah menyebut kenaikan harga beras di pasaran kini telah menyentuh hingga Rp12.735 untuk beras dengan kategori medium per kilonya.
“Memang sudah ada sedikit kenaikan dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya. Dan untuk dihari ini (Selasa, 5 September 2023) beras lokal medium itu diangka Rp12.735 (per kilo). Jadi hari ini selasa 5 September 2023, itu terdapat kenaikan Rp950 untuk medium (beras),” ucapnya saat dikonfirmasi oleh Jabar Ekspres, Selasa (5/6) lalu. (San)
BACA JUGA: Harga Beras di Kota Sukabumi Naik, Begini Tanggapan Pemkot