JABAR EKSPRES – Meningkatnya aktivitas media sosial di kalangan pelajar menginspirasi Dinas Komunikasi dan Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfo) Kabupaten Bandung untuk membentuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) berbasis pelajar.
Pasalnya, perkembangan media sosial (Medsos) jika tidak digunakan dengan bijak bisa berpotensi menjadi masalah. Sebab, melalui medsos, tak sedikit timbul berita bohong (hoaks), cyberbullying, penipuan, eksploitasi seksual, dan sebagainya.
Kepala Diskominfo Kabupaten Bandung, Yosep Nugraha mengatakan, rencana pembentukan KIM berbasis pelajar merupakan yang pertama di Indonesia.
Dia berharap, dengan adanya KIM berbasis pelajar bisa mencegah penyebaran hoaks dan potensi masalah digital lainnya di lingkungan pendidikan.
”Kami juga menekankan pentingnya 4 pilar digital dalam bermedia sosial kepada pelajar di SMAN 1 Pangalengan,” kata Yosep melalui siaran tertulisnya, Selasa (12/9).
Yosep menjelaskan, keempat pilar tersebut mencakup kemampuan (skill) digital, budaya (culture) digital, etika (ethics) digital, dan keamanan (safety) digital perlu dikuasai generasi muda agar bisa menjadikan media sosial sebagai wadah yang aman, sehat, dan produktif.
”Selain wajib tahu gadget yang kita pakai jenisnya apa, fungsinya apa, atau bagaimana cara pakainya, Kita juga perlu menjadikan perkembangan digital untuk mempererat persatuan bangsa,” jelasnya.
Dalam acara Seminar Bijak Memanfaatkan Media Sosial Cegah Hoaks yang diselenggarakan oleh KIM Kabupaten Bandung, Yosep menegaskan pentingnya menggunakan etika dalam bermedia sosial.
”Meski di media sosial, kita tidak boleh menghina orang, melakukan ujaran kebencian, atau menyebarkan berita hoaks,” ucapnya.
Yosep juga mengingatkan agar pengguna medsos, khususnya pelajar untuk berhati-hati agar data pribadi yang tersebar di dunia maya tidak disalahgunakan oleh orang lain.
Dalam kegiatan dengan peserta para pelajar SMAN I Pangalengan tersebut, hadir narasumber Ketua Forum KIM Kabupaten Bandung Atep Kusman.
Dalam kesempatan itu, Atep menekankan pentingnya sosialisasi sebagai upaya pencegahan penyebaran hoaks sejak dini.
”Di era digital saat ini, akses internet sangat mudah didapatkan. Hanya bermodal sebuah telepon pintar, dunia serasa berada dalam genggaman. Kita dapat mengakses media sosial kapan pun dan di mana pun berada,” ujarnya.