JABAR EKSPRES – Yosep Barkah Ibrahim berhasil menciptakan incinerator atau alat pembakar sampah ramah lingkungan. Menariknya, warga RW 08 Cibaduyut itu bukanlah pria yang memiliki latar belakang peneliti atau akademisi di bidang teknologi ternama. Modalnya hanya lulusan SMK dan ketekunan mengutak-atik alat.
Yosep hanyalah seorang lulusan SMK jurusan otomotif di Bandung. Tetapi, pria kelahiran 1979 itu gemar mengaplikasikan ilmu pegetahuan.
BACA JUGA: Warga Cibaduyut Ciptakan Incinerator Ramah Lingkungan
Contohnya adalah pengetahuan tentang hukum angin mengalir dari tempat yang bertekanan maksimum (dingin) ke tempat yang bertekanan minimum (panas) yang dikemukakan Buys Ballot. Bagi sebagian orang, hukum itu akan dihafalkan sebagai bekal ketika ujian sekolah.
Namun tidak demikian bagi Yosep. Ia lebih senang berusaha mengaplikasikan pengetahuan itu ke dalam kehidupan sehari – hari. Salah satunya menginspirasi mewujudkan incinerator ramah lingkungannya.
Dalam proses penciptaan incinerator itu, Yosep banyak otodidak. Sesekali belajar teori dari referensi internet atau youtube.
“90 persen utak-atik sendiri, 10 persennya referensi dari internet, youtube, atau diskusi,” katanya kepada Jabar Ekspres, Selasa (12/9).
Maka dari itu, dalam penciptaan incinerator, Yosep telah melalui puluhan kali percobaan. Tujuannya bisa menyempurnakan agar incinerator bisa efektif membakar sampah tapi juga menekan emisi gas sisanya.
Kecintaan Yosep Barkah Ibrahim terhadap ilmu pengetahuan untuk penyelesaian masalah bukan untuk dihafal itu sudah terbangun sejak di bangku sekolah. Ia kerap ribut dengan guru kimia karena dibuat pusing menghafal rumus dan tabel periodik tapi kurang menyentuh kegunaannya.
BACA JUGA: Mengenal Newhun Recycle, Olah Sampah Plastik jadi Barang Bernilai Tinggi
“Pusing banyak mempelajari buku tapi tidak tau apa gunanya untuk kehidupan,” candanya.
Berkat ketekunan dan prinsip memahami ilmu pengetahuan itulah, Yosep kini bisa menghasilkan inovasi yang patut diacungi jempol. Incinerator buatanya kini tidak hanya diminati warga Kota Bandung, tapi juga sudah sampai dikirim ke luar pulau.
“Sampai Masamba, Sulawesi Selatan,” pungkasnya.(son)