Viral Video Kawin Tangkap di Sumba, Diduga Sudah Melenceng dari Tradisi Aslinya

Setelah prosesi tersebut, Pihak laki-laki harus memberikan sebuah parang Sumba dan seekor kuda, sebagai permintaan maaf kepada orang tua perempuan dan juga pertanda bahwa anaknya sudah berada di kediaman pihak laki-laki.

Setelah itu baru proses peminangan bisa terjadi, hal ini juga tergantung dari calon mempelai wanita apakah setuju melangsungkan pernikahan atau tidak. Jika wanita tersebut setuju, maka pihak pria akan memberikan mahar perkawinan yang disebut dengan Belis.

Jika dilihat dari prosesi lengkap tersebut, seharusnya tradisi kawin tangkap tidak ada unsur pemaksaan apalagi sampai kekerasan. Namun yang terjadi di masyarakat Sumba saat ini, ada yang masih memaksa pihak wanita bahkan sampai dilakukan penculikan dengan kekerasan.

Tidak sedikit yang melakukan kawin tangkap dengan paksaan, intimidasi, dan kekerasan terhadap wanita dengan mengatasnamakan tradisi. Pelaku merasa hal tersebut sebagai bentuk kejantanan dan kekuasaan atau kekayaan pria Sumba jika berhasil memaksa perempuannya untuk menikah.

Hal ini yang akhirnya banyak orang meninggalkan tradisi ini karena justru tidak memberikan kebahagiaan pada calon mempelai wanita, dan banyak yang bependapat bertentangan dengan hak asasi manusia karena sudah melenceng dari tradisi aslinya.

Parahnya aksi tersebut tidak hanya dilakukan pada wanita dewasa yang siap menikah, bahkan terhadap wanita yang belum cukup umur dan masih tergolong usia anak. **

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan