JABAR EKSPRES- Tidak ada momen yang lebih penuh tegang daripada saat manusia akan diminta pertanggungjawaban atas setiap perbuatannya di hadapan Allah ta’ala. Begitu pula, tak ada malam yang lebih menggugah daripada malam-malam yang dijalani manusia di dalam kuburnya.
Inilah yang seharusnya menjadi bahan renungan bagi setiap Muslim, sebagai bekal untuk kehidupan abadi. Seperti yang disampaikan oleh Imam Malik mengenai dua hari dan dua malam yang seharusnya diintrospeksi oleh setiap mukmin.
Pertama, hari ketika manusia akan menghadap Allah ta’ala untuk mempertanggungjawabkan amalnya, sementara tak seorang pun mengetahui apakah Allah ta’ala akan merestuinya atau mungkin murka terhadapnya. Kedua, hari yang penuh tekanan adalah saat setiap manusia menerima buku catatan amalnya.
BACA JUGA : Dalam Islam inilah Waktu yang Tidak dianjurkan untuk Tidur
Mereka yang beruntung akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanan, sementara yang tidak beruntung akan menerimanya dengan tangan kiri.
Sedangkan dua malam yang seharusnya dijadikan bahan renungan adalah pertama, malam ketika seseorang memasuki liang kubur, melewati malam-malam yang menegangkan di alam kubur. Kedua, malam di mana seseorang yang telah meninggal bangkit pada pagi harinya, dan inilah saat kiamat terjadi.
Muhammad menyampaikan riwayat ini dari Anas bin Malik r.a., yang menyatakan: ketahuilah, ada dua hari dan dua malam yang belum pernah didengar oleh seorang pun sebelumnya. Pertama, hari ketika kabar dari Allah ta’ala tiba kepadamu, apakah itu membawa ridhoNya atau murkaNya.
Kedua, hari ketika engkau berdiri di hadapan Tuhanmu dengan membawa kitab catatan amalmu, apakah engkau menerimanya dengan tangan kanan atau tangan kiri.
Dan malam pertama engkau berada di dalam kubur, sedangkan sebelumnya engkau tidak pernah mengalaminya, dan malam ketika paginya akan terjadi hari kiamat. (Lihat Imam Qurthubi dalam kitab at Tadzkirah halaman 300 yang diterbitkan Maktabah Darul Minhaj).
BACA JUGA : Pentingnya Menjaga Diri dari Perlakuan Syirik kepada Allah