JABAR EKSPRES – Dalam sebuah pertemuan dengan perwakilan dari Dewan Organisasi Muslim Amerika (USCMO), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan tegas menyatakan bahwa penyerangan terhadap Al-Qur’an tidak dapat dilindungi dengan dalih kebebasan berekspresi.
Ia berpendapat bahwa tindakan semacam itu berdampak buruk pada kohesi dan stabilitas masyarakat.
Dalam pertemuan yang diadakan di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Presiden Erdogan memohon kepada delegasi untuk menyampaikan kepada Kongres AS dan lingkungan politik lainnya tentang bahaya yang terkait dengan islamofobia.
Baca Juga:Samsung A54 5G, Spesifikasi Mewah Menawan yang Harganya Makin Murah!5 Cara Dapat Uang yang Cocok bagi Kaum Milenial dan Gen Z
“Sikap umat kita melawan islamofobia, intoleransi dan diskriminasi serta persatuan mereka sangat penting dalam memerangi ancaman ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, Erdogan menggarisbawahi peran penting dewan tersebut dalam menyebarluaskan prinsip-prinsip otentik Islam, yang berakar pada toleransi dan persaudaraan.
Dia menekankan bahwa mereka secara konsisten tidak menyetujui serangan terhadap Al-Qur’an yang terjadi di Eropa dengan kedok “kebebasan berekspresi”.
Menyoroti pentingnya resolusi yang baru-baru ini disahkan di Majelis Umum PBB dan Dewan Hak Asasi Manusia, yang mengkategorikan semua bentuk kekerasan terhadap teks-teks suci sebagai pelanggaran hukum internasional, Erdogan memuji perkembangan ini kepada delegasi USCMO.
Presiden Erdogan meminta delegasi tersebut untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya islamofobia di kalangan politik.
Bahaya Islamofobia
Islamofobia adalah istilah yang merujuk pada ketakutan, kebencian, atau prasangka terhadap Islam atau Muslim secara umum. Ini adalah jenis xenofobia, atau ketakutan terhadap orang asing atau hal-hal asing.
