Harga Beras Meroket di Kota Sukabumi, KAMMI: Pemerintah Gagal!

JABAR EKSPRES – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) daerah Sukabumi, mengkritik kinerja pemerintah soal pengendalian harga beras yang saat ini cenderung tidak memihak kepada masyarakat.

Hal itu disampaikan oleh Ujang Hidayatullah (23) selaku ketua KAMMI daerah Sukabumi.

Dirinya menilai, kenaikan harga beras yang saat ini terjadi merupakan buah penanganan yang lambat dari pemerintah atas respon dari keadaan yang terjadi.

KAMMI daerah Sukabumi sangat menyayangkan adanya kenaikan harga beras di pasar kota sukabumi, dan tentu ini sangat menyengsarakan masyarakat karena beras merupakan kebutuhan pokok. Apalagi saat ini, warga Indonesia tengah berjuang pulih dari keadaan pasca pandemi,” ungkap Ujang kepada Jabar Ekspres pada Kamis, 7 September 2023.

Baca juga: Menteri Pendidikan Hapus Skripsi, Pascasarjana UIII: Tesis Masih yang Terbaik

Menurutnya, pihak KAMMI sudah lama memantau pemerintah pusat dan daerah untuk mengetahui langkah apa yang akan diambil dalam mengatasi kenaikan harga beras.

“Kami juga menyoroti pemerintah pusat atau pun daerah karena telah gagal dalam upaya mencegah kenaikan harga beras ini,” lanjutnya.

Dirinya menyayangkan, apabila sebelumnya pemerintah sudah mengetahui  penyebab kenaikan harga beras, mengapa tidak mampu mengatasinya.

“Sebab, jika alasan melambungnya harga beras itu disebabkan oleh kemarau panjang serta El Nino, tentu pemerintah harusnya bisa mengantisipasi kenaikan tersebut,” sambungnya.

Padahal hasil prediksi BMKG mengenai El Nino sudah ada sebelum harga kenaikan beras terjadi.

“Beberapa waktu lalu, instansi pemerintah strategis seperti BMKG telah memprediksi adanya El Nino di tengah musim kemarau ini,” ujarnya.

Selain itu, dirinya juga mendesak pemerintah agar segera melakukan tindakan yang memihak kepada rakyat. Dengan membuat kebijakan untuk menjaga stabilitas harga beras.

 

“Jangka pendek kebijakan dari pemerintah daerah, bisa mengadakan operasi pasar agar harga tidak terus meroket dari hari ke hari, meskipun itu jangka pendek tapi masyarakat sangat menantikan tindakan strategis dari pemerintah,” paparnya.

Ujang juga merasa khawatir jika harga tidak cepat dikendalikan, dapat berpotensi membuat stigma masyarakat curiga dengan harga beras hari ini.

Seperti kecurigaan adanya mafia beras yang bermain, dan tentu hal tersebut sangat tidak berpihak kepada rakyat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan