Salah satu tanda paling mencolok tentang hubungan yang semakin erat antara kedua negara terjadi pada bulan Juli, ketika Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengunjungi Pyongyang. Selama kunjungan tersebut, pertunjukan senjata yang mencakup rudal balistik yang dilarang oleh komunitas internasional dipamerkan. Shoigu bahkan berdiri di samping Kim Jong Un dan memberi hormat kepada rudal-rudal tersebut saat mereka melewati dalam parade militer.
Sejauh mana konflik di Ukraina mempengaruhi hubungan kedua negara?
Korea Utara telah mendukung tindakan Rusia dalam konflik di Ukraina, menjadi satu-satunya negara yang mengakui kemerdekaan wilayah-wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Korea Utara secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap aneksasi wilayah Ukraina oleh Rusia.
Amerika Serikat telah menuduh Korea Utara memberikan senjata kepada Rusia, meskipun belum ada bukti jelas bahwa pengiriman senjata dari Korea Utara ke Rusia telah terjadi. Baik Rusia maupun Korea Utara membantah tudingan ini, tetapi keduanya menjanjikan untuk memperdalam kerja sama di bidang pertahanan.
“Operasi militer khusus” Rusia di Ukraina telah menciptakan dinamika geopolitik baru di mana kedua negara, Kremlin dan Korea Utara, tampak semakin dekat. Ada kemungkinan hubungan ini mencapai tingkat kerjasama strategis yang pernah ada selama Perang Dingin.
Korea Utara bahkan mulai menggunakan istilah “kolaborasi taktis dan strategis” untuk menggambarkan hubungannya dengan Rusia.
Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia, mengungkapkan bahwa Moskow sedang mempertimbangkan latihan militer bersama dengan Korea Utara. Ia mengatakan, “Mengapa tidak, mereka tetangga kita. Ada pepatah Rusia kuno: Anda tidak memilih tetangga Anda, dan lebih baik hidup damai dan harmoni bersama tetangga Anda.”
Bagaimana dengan hubungan ekonomi antara kedua negara?
Pada tahun lalu, Rusia dan Korea Utara menghidupkan kembali layanan kereta api yang telah terhenti akibat pandemi COVID-19. Kereta ini membawa 30 kuda berbangsa murni.
Selain itu, Rusia juga melanjutkan ekspor minyak ke Korea Utara, yang merupakan pengiriman pertama minyak Rusia ke Korea Utara sejak tahun 2020, menurut data PBB.
Sebagian besar perdagangan Korea Utara dilakukan melalui China, tetapi Rusia memiliki potensi menjadi mitra penting, terutama dalam sektor minyak, menurut para ahli. Rusia membantah melanggar sanksi PBB, tetapi ada dugaan bahwa kapal-kapal tanker Rusia telah membantu menghindari pembatasan ekspor minyak ke Korea Utara. Pemantauan sanksi melaporkan bahwa pekerja Korea Utara masih berada di Rusia meskipun adanya larangan dari PBB.