JABAR EKSPRES- Amerika Serikat (AS) telah memberikan peringatan tegas kepada Korea Utara untuk tidak terlibat dalam penjualan senjata kepada Rusia. Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, menyampaikan peringatan ini kepada para wartawan di Gedung Putih pada Selasa waktu setempat.
Sullivan secara tegas mengingatkan Korea Utara untuk tidak menyediakan persenjataan kepada Rusia yang dapat digunakan dalam konflik militer.
Dia menyoroti potensi penggunaan senjata tersebut oleh Rusia untuk menyerang infrastruktur penting, seperti gudang gandum dan fasilitas pemanas di kota-kota besar Ukraina, terutama saat negara tersebut bersiap menghadapi musim dingin yang keras.
Sullivan menganggap serangan semacam itu sebagai upaya Rusia untuk menguasai wilayah yang seharusnya merupakan wilayah negara berdaulat.
Baca juga: Menhan Rusia Dikabarkan Terlibat dalam Latihan Militer dengan Kim Jong Un dan Cina
Penasihat Keamanan Nasional AS ini mengungkapkan bahwa Amerika Serikat telah berupaya keras untuk memperingatkan Korea Utara dan mencegahnya menjual senjata kepada Rusia. Dia menegaskan komitmen Amerika Serikat dalam mencegah langkah semacam ini.
Sebelumnya, Gedung Putih telah mengumumkan bahwa pembicaraan rahasia antara Rusia dan Korea Utara terkait pasokan senjata untuk konflik di Ukraina terus berkembang.
Baca juga: Amerika Serikat Akan Kirimkan Senjata Kontroversial untuk Ukraina Guna Melawan Rusia
Intelijen Amerika Serikat mendapatkan petunjuk bahwa Rusia sedang mencari pasokan peluru artileri dan bahan mentah untuk mendukung basis industri pertahanan Rusia yang sedang menghadapi sanksi internasional.
Pada Desember tahun lalu, Gedung Putih juga mengungkapkan bahwa pasukan bayaran Wagner Group dari Rusia telah menerima kiriman senjata dari Korea Utara. Selain itu, pada Maret tahun ini, laporan mengindikasikan bahwa Rusia sedang mencoba mengupayakan skema barter makanan dengan senjata dari Korea Utara.
Meskipun belum ada kepastian tentang pertemuan antara Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow bulan ini terkait penjualan senjata, Sullivan mengonfirmasi bahwa pemimpin Korea Utara memandang pembicaraan tersebut sebagai hal yang berpotensi melibatkan kedua pemimpin negara tersebut.