JABAR EKSPRES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mencatat semua kelurahan di wilayahnya berpotensi terdampak kekeringan pada musim kemarau saat ini.
Hal itu berdasarkan hasil Kajian Risiko Bencana (KRB) yang dilakukan BPBD Cimahi tahun 2022 lalu. Hasil dokumen KRB itu mengungkapkan potensi kekeringan hampir ada di seluruh kelurahan. Hanya rata-rata kategorinya sedang.
“Total luas potensi bencana kekeringan di Kota Cimahi seluas 4.280 hektare. Semua kelurahan memiliki potensi kekeringan yang sama, tingkat sedang. Namun potensi kekeringan yang tertinggi berada di Kelurahan Cipageran seluas 620,28 hektare. Atau 14,49 persen dari total luas wilayah bahaya kekeringan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi Fitriandy Kurniawan, Senin (4/9).
BACA JUGA: Usai Deklarasi Anies-Cak Imin, PKB Bandung Barat Siap Konsolidasi Partai Perubahan Tingkat Daerah
Pemkot Cimahi sebelumnya sudah menetapkan status siaga darurat bencana alam kekeringan menyusul kondisi cuaca kemarau dan fenomena El Nino. Penetapan itu dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) yang telah resmi diterbitkan. Masa siaga darurat kekeringan tersebut berlaku sejak 27 Juli hingga 31 Oktober 2023.
“Kami sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan. Potensi bencana kekeringan tejadi pada lahan pertanian, kekeringan sumber air bersih, serta kejadian kebakaran rumah dan lahan,” terangnya.
Terkait air bersih kata dia, pengajuan terhadap kebutuhan air bersih telah bermunculan. Namun kebutuhan tersebut telah ditangani langsung oleh aparat kewilayahan serta Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi.
“Dalam upaya melakukan pencegahan terhadap bencana ini, BPBD bakal gencar meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dengan menggandeng OPD terkait serta menerbitkan surat kesiapsiagaan bencana kekeringan,” katanya.
Sedangkan pada saat penanganan, pihaknya telah menyiapkan tangki-tangki air bersih untuk didistribusikan kepada warga yang membutuhkan.
“Kita BPBD punya satu tangki. Nanti kita koordinasikan dengan dinas lain seperti DPKP, PU, serta perusahaan air bersih. Sehingga warga yang butuh air langsung dipasok secara bergiliran,” ujarnya.
Sementara itu, bencana kebakaran lahan kini mulai marak terjadi. Penyebabnya diduga dari sampah yang dibakar sembarangan oleh warga. Dalam satu pekan terakhir, petugas Damkar Kota Cimahi telah menangani tiga titik kebakaran di lahan kebun, ruang terbuka hijau, dan lahan terbuka di perbukitan. (MG6)