“Di KIM, tidak ada yang ditinggalkan. Semua dilibatkan dan diajak bicara. Kalau ada yang merasa ditinggalkan, itu mungkin hanya cara untuk mencari jalan keluar yang halus. Kan tidak elok keluar tanpa ada alasan? Itu juga bagian dari politik,” katanya.
Ia juga mengaku tidak keberatan, jika memang benar PKB akan bergabung dengan Koalisi Perubahan dan Persatuan. Namun, ia berharap agar ada konfirmasi dan menurutnya akan lebih elok jika disampaikan saja secara terbuka.
“Waktu bergabung dulu kan sangat baik. Bahkan, ada tanda tangan piagam kerja sama. Dan itu masih berlaku. Kalaupun mau keluar dan gabung ke yang lain, paling tidak partai-partai di KIM diberitahu secara resmi. Biar tidak ada tafsir yang salah dan tidak tepat,” katanya.
“Sampai sekarang informasinya masih diperoleh dari media. Itupun disampaikan oleh pengurus partai Demokrat. Apakah benar akan pindah atau masih tetap bersama, belum ada pemberitahuan dari PKB,” pungkasnya.
Hingga berita ini dimuat, belum ada keterangan resmi dari pihak PKB maupun Cak Imin secara langsung mengenai isu kepindahan PKB dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) ke Koalisi Perubahan dan Persatuan menjelang Pemilu 2024. (*)
