Studi terkait terapi tertawa dalam menghadapi patah hati ini berlangsung selama tiga bulan, dengan peserta dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok menonton program komedi yang riuh selama satu jam setiap minggunya. Sementara itu, kelompok lainnya menghabiskan waktu dengan program yang lebih serius, seperti wacana politik dan film dokumenter.
Hasilnya, kelompok yang menonton program komedi mengalami peningkatan sebesar 10% dalam aliran oksigen ke jantung. Tubuh menerima pasokan darah beroksigen yang lebih baik dari jantung. Selain itu, kapasitas ekspansi arteri juga meningkat, yang berarti aliran darah dan oksigen yang lebih baik.
Ada hipotesis bahwa tertawa mampu menghasilkan efek seperti ini karena merangsang pelepasan endorfin dalam darah. Endorfin berperan dalam menjaga tekanan darah yang sehat serta mengurangi tekanan pada jantung melalui regulasi hormon stres. Dengan demikian, tertawa bisa menjadi obat penyembuh “patah hati” karena memberikan rasa nyaman dan relaksasi.
Lebih lanjut, hasil tes darah setelah uji coba selama 12 minggu menunjukkan penurunan yang signifikan dalam tingkat peradangan. Hal ini berarti bahwa kelompok yang menonton program komedi memiliki risiko yang lebih rendah terkena stroke dan serangan jantung dibandingkan dengan kelompok yang terpapar program yang lebih serius.