JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, tengah mengupayakan pembangunan Kawasan Rebana atau Kawasan Metropolitan Rebana di wilayah kepemimpinannya.
Menurutnya, Kawasan Rebana merupakan koreksi terhadap pola pikir mengenai pembangunan, khususnya bagi kawasan industrialisasi.
“Kekurangan (kawasan industrialisasi) tidak di desain sebagai kota, hanya kumpulan pabrik, akibatnya tidak ada alun-alun, ruang istirahat, ruang keluarga, ruang bermain. Semua kerja, hidup tidak boleh begitu,” lanjutnya.
Baca Juga:Ridwan Kamil Tingkatkan Ribuan Wartawan Berkompeten di Jawa Barat!Indonesia is Optimistic About The Potential of Hainan Free Trade Port
Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil mengungkapkan, pentingnya keseimbangan dalam menjalani kehidupan.
“Hidup harus seimbang antara kerja, tempat tinggal, bahagia, (dan) berekreasi,” sambungnya.
Sementara itu, Ridwan Kamil memberikan aturan khusus mengenai Kawasan Rebana, yakni tidak diperbolehkannya sawah digunakan untuk membangun industri apapun.
“Tidak boleh mengambil sawah. (Mengambil sawah adalah) sesuatu yang sakral,” cetusnya.
Berdasarkan data yang dihimpun JabarEkspres.com, wilayah Jawa Barat surplus swasembada 1,3 juta per tahun. Dengan tiga wilayah penghasil beras terbanyak di Indonesia, antara lain Indramayu, Karawang, dan Subang.
Diketahui, Kawasan Rebana terdiri dari 13 wilayah Kawasan Peruntukan Industri (KPI), antara lain KPI Patimban, KPI Cipali Subang Barat, KPI Cipali Subang Timur, KPI Cirebon, KPI Patrol, KPI Losarang, KPI Tukdana, KPI Cipali Indramayu, KPI Balongan, KPI Krangkeng, KPI Jatiwangi, KPI Kertajati-Jatitujuh, dan KPI Butom.
