Meta menambahkan bahwa mereka harus membangun ulang lebih dari 100 fitur, termasuk pratinjau tautan dalam percakapan untuk mengakomodasi enkripsi end-to-end.
Sebagai perbandingan, aplikasi perpesanan populer milik perusahaan WhatsApp.
Telah lama menyediakan enkripsi end-to-end dan bahkan menemukan cara untuk mendukung banyak perangkat untuk satu akun tanpa mengorbankan enkripsi.
Meta mengungkapkan bahwa tim di balik Messenger sedang mempelajari pelajaran dari WhatsApp untuk menerapkan enkripsi end-to-end.
Setelah kejadian tersebut, beberapa organisasi termasuk Amnesty International, Access Now, dan Fight for the Future.
Telah mengajukan petisi kepada Meta dan platform lain untuk mengaktifkan enkripsi end-to-end pada obrolan pribadi.
Lihat juga : WhatsApp Hadirkan Fitur Grup Tanpa Nama dengan Batasan Anggota
Pihak berwenang di seluruh dunia telah mencoba mengatur aturan yang bisa mengancam enkripsi dalam aplikasi perpesanan.
Walaupun Meta telah mendukung enkripsi end-to-end melalui WhatsApp, perusahaan ini belum sepenuhnya menerapkan perlindungan serupa pada DM Messenger dan Instagram.