Dalam rangka mendorong sinergi dan kolaborasi para pihak dalam melaksanakan percepatan pengelolaan perhutanan sosial, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2023 tentang Perencanaan Terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial, yang meliputi percepatan distribusi akses legal perhutanan sosial, percepatan pengembangan usaha perhutanan sosial dan percepatan pendampingan, lanjut Bambang.
Melalui Dialog Kolaborasi Pembangunan Ekonomi Inklusif Pada Masyarakat Sekitar Hutan di Provinsi DI. Yogyakarta, diharapkan dapat diinisiasi kolaborasi para pihak untuk pengembangan perhutanan sosial, sebagai perwujudan implementasi amanat Perpres 28 Tahun 2023 tersebut. Salah satu percepatan sinergi kolaborasi perhutanan sosial yaitu melalui pengembangan wilayah terpadu berbasis Perhutanan Sosial atau “Integrated Area Development” (IAD). Dialog ini menjadi kegiatan yang penting sebagai cikal bakal pembentukan IAD berbasis perhutanan sosial di wilayah DI. Yogyakarta dan sekitarnya.
Para pihak yang hadir berkomitmen untuk memberikan dukungan penguatan usaha KUPS di wilayah DI. Yogyakarta melalui pendampingan untuk pemulihan usaha dan ekonomi perhutanan sosial agar dapat beradaptasi dengan perubahan pasar yang semakin dinamis dengan strategi bisnis yang lebih “kekinian”.
Diantara para pelaku usaha yang hadir di acara dialog ini antara lain dari KADIN, Heha Group, PT. Indotama Purworejo, PT. Bank Negara Indonesia Tbk siap memberikan dukungan skema pembiayaan, peningkatan kapasitas termasuk inkubasi bisnis, penguatan pasar, infrastruktur dan pembentukan ekosistem digital bagi pengembangan wirausaha perhutanan sosial.
Komitmen dukungan para pihak ditandai dengan penandatanganan Ekspresi Dukungan oleh semua pihak yang hadir baik dari unsur pemerintah, perguruan tinggi, pelaku usaha, LSM dan masyarakat. Selain itu, dilakukan pula penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara BPDLH dan KADIN untuk mendukung perhutanan sosial.
Baca Juga: Pengamat Ekonomi Sambut Baik Rencana Merger dan Divestasi BUMD oleh Pemprov Jabar
Dari kegiatan dialog ini disimpulkan bahwa strategi pendampingan wirausaha perhutanan sosial perlu dilakukan dengan terobosan-terobosan baru dan kolaborasi dengan para pihak dengan melihat peluang pasar yang dapat menopang pertumbuhan wirausaha perhutanan sosial di provinsi DI Yogyakarta dengan pengembangan bisnis berkelanjutan atau bisnis hijau (Green business).