JABAR EKSPRES – Mereka bilang uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Dan kebanyakan orang mencoba menjalani dan menciptakan kehidupan bahagia untuk diri mereka sendiri.
Tapi bisakah uang membantu Anda mencapai hal ini? Mari kita lihat bagaimana uang dapat mempengaruhi kebahagiaan dan apa itu kebahagiaan sejati.
Apa Itu Kebahagiaan?
Definisi kebahagiaan sejati berbeda-beda pada setiap orang. Meskipun kebahagiaan seseorang sering kali bergantung pada keselamatan dan kesejahteraannya (pada gajinya), hal itu juga bergantung pada nilainya.
Tentu saja, setiap orang termotivasi oleh nilai-nilai yang berbeda. Bagi sebagian orang, nilai terletak pada kekuatan; Yang lain menganggap keselamatan atau perawatan diri bernilai.
Seseorang yang termotivasi oleh kekuasaan mungkin memiliki kebutuhan finansial yang berbeda dengan seseorang yang termotivasi oleh keamanan. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi kebahagiaan atau rasa sejahtera seseorang, mengubah seberapa banyak yang sebenarnya mereka perlukan untuk merasa terpenuhi secara emosional.
Pada akhirnya, gaji harus mendukung gaya hidup berbasis nilai, jadi gaji tidak sepenting jumlah yang memungkinkan seseorang mengikuti ‘jalur nilai’.
Apakah Kebahagiaan Meningkat Seiring dengan Pendapatan?
Artikel tahun 2021 dari Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) mengkaji hubungan yang kompleks dan membingungkan antara uang dan kebahagiaan. Data menunjukkan bahwa kebahagiaan justru meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan seseorang.
Artinya, semakin banyak uang yang kita hasilkan, kita akan semakin bahagia (atau lebih tepatnya, semakin mampu kita membeli barang atau pengalaman yang membuat kita bahagia).
Artikel tersebut mensurvei lebih dari 33.000 orang dewasa Amerika yang bekerja dan lebih dari 1,7 juta laporan sampel dan menemukan hubungan langsung antara pendapatan yang lebih tinggi, perasaan sehari-hari yang lebih baik, dan kepuasan yang lebih besar terhadap kehidupan kerja secara umum.
Apakah Kemiskinan Mempengaruhi Kebahagiaan?
Di sisi lain, masyarakat dengan pendapatan rendah mungkin menghadapi lebih banyak stres. Kemiskinan dapat memperkuat pengalaman kesulitan dan pemicu stres. Dengan kata lain, orang dengan pendapatan rendah mungkin memiliki persepsi ketidakbahagiaan atau emosi negatif lainnya yang lebih tinggi.
Penyakit juga bisa menjadi faktor kebahagiaan. Penyakit ini bisa menjadi lebih parah bagi mereka yang miskin dan tidak mampu membayar pengobatan.