Shin Tae-Yong Diminta Mundur, Akmal Marhali: Masyarakat Butuh Trofi!

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong. (Foto: Instagram @shintaeyong7777)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pelatih Tim Nasional (Timnas) Sepakbola Indonesia asal Korea Selatan, Shin Tae-Yong mendapatkan kritikan pedas dari salah satu pengamat sepakbola Indonesia. Sosok yang mengkritik Shin Tae-Yong tersebut adalah Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS).

Menurut Koordinator SOS tersebut, Shin Tae-Yong telah gagal menjadi Pelatih Timnas Indonesia. Terlihat, hingga kini tidak ada piala atau prestasi yang mampu diukir oleh pelatih asal Korea Selatan itu.

“Wajar aja kalo desakan Shin Tae-Yong mundur dari jabatan Pelatih Indonesia. Karena hingga saat ini belum ada prestasi yang bisa dibanggakan selama Timnas Indonesia dipegang oleh STY, baik level junior maupun senior,” jelas Akmal Marhali, dilansir dari OkeZone.

Baca Juga:RESMI! Mantan Staff Kepelatihan Luis Milla Gabung Dewa UnitedRDTR Kabupaten Bandung Rampung 74 Persen, Kang DS: Kita Usahakan 100 Persen di Tahun Depan!

Lanjutnya, masyarakat Indonesia memerlukan trofi sebagai bukti kesuksesan. Bukan hanya sekedar lolos kualifikasi atau lolos kejuaraan tertentu.

“Masyarakat membutuhkan trofi juara sebagai bukti keberhasilan. Bukan sekedar lolos kejuaraan,” ungkapnya.

Sedari tahun 2020 memegang Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong berhasil mengubah mindset pemain, pola permainan, dan meningkatkan fisik pemain yang dipanggilnya ke Timnas Indonesia. Dalam 3 tahun memegang Timnas Indonesia, banyak masyarakat yang mengaku puas dengan permainan timnas yang kini lebih enak dipandang.

Memang, Shin Tae-Yong belum mampu mempersembahkan tropi ke Timnas Indonesia. Namun, kita harus yakin bahwa prestasi sepakbola bisa didapat dengan waktu dan program yang berkesinambungan. Bukan hanya sekedar hasil instan dengan trofi sebagai hasil akhirnya.

Program berkesinambungan harus ditetapkan oleh PSSI selaku pemegang tertinggi sepakbola Indonesia. Jika hal tersebut telah ditetapkan, bukan tidak mungkin bahwa dalam 5 atau 10 tahun lagi Indonesia dapat menjadi kekuatan baru sepakbola Asia. (*)

0 Komentar