BANDUNG, JABAR EKSPRES – Biro Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Investasi dan Administrasi Pembangunan (BIA) bakal memerger dan medivestasi sejumlah BUMD. Karena, kinerjanya dinilai kurang memuaskan.
Langkah itu juga disambut baik oleh Pengamat Ekonomi UIN Bandung, Setia Mulyawan. “Saya sambut baik ini kalau memang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sudah tumbuh kesadaran untuk evaluasi BUMD,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis (24/8).
Setia melanjutkan, stragegi meger atau penggabungan itu dinilai cocok. Karena, beberapa BUMD memiliki lini bisnis yang sama, sehingga dalam pelaksanaannya kurang berjalan efisien.
BACA JUGA: Omzet Anjlok, Pedagang Cadas Pangeran Gulung Tikar Imbas Tol Cisumdawu
Misalnya ada PT Migas Hilir Jabar yang bergerak di lingkup kegiatan usaha hilir sektor minyak dan gas bumi, lalu ada PT. Migas Utama Jabar (MUJ) yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi migas dan jasa penunjang energi. “Saya sepakat harus merger,” sambungnya.
Menurut Setia, saat ini sebenarnya sudah ada progres karena mayoritas BUMD bisa setor deviden walapun dalam skala kecil. “Beberapa tahun lalu sangat sedikit yang bisa setor deviden,” urainya.
Menurutnya, langkah merger itu jadi hal positif untuk meningkatkan kinerja BUMD. Termasuk upaya divestasi. “Kalau BUMD rugi, berarti mengerogoti uang rakyat. Kalau rugi ya didievestasi saja. Asetnya dialihkan ke bisnis lain,” cetusnya.
BACA JUGA: Upaya Bangkitkan Ekonomi Kota Bandung: Mulai dari Koperasi, UMKM Hingga Satgas Anti Rentenir
Setia mengakui, bahwa kredit macet selalu jadi alasan yang muncul pada sejumlah BUMD yang bergerak di bidang keuangan. Seperti BPR dan LKM. Menurutnya, pemberian kredit khususnya yang menyasar UMKM oleh BPR memang memiliki resiko tinggi soal kredit macet. Tapi hal itu seharusnya tidak selalu jadi alasan. “Jika dibandingkan, masih ada BPR-BPR lain yang bertahan. Kenerja juga bagus,” tuturnya.
Di sisi lain, Kepala Biro BIA Pemprov Jabar Lusi Lesminingwati memang sempat mengungkapkan wacana merger dan divestasi BUMD itu pada pertengahan Agustus lalu. Hal itu untuk merespon kinerja sejumlah BUMD yang dinilai kurang baik. “Untuk BPR sedang upaya merger, untuk LKM bakal dilakukan divestasi,” terangnya. (son)