Kebakaran TPA Sarimukti Belum Padam, Lokasi Titik Api Sulit Dijangkau Petugas

JABAR EKSPRES – Kebakaran gunung sampah di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sudah berlangsung tiga hari sampai saat ini belum juga padam.

Akibat sampah yang mengering juga lokasi titik yang api sulit dijangkau oleh petugas pemadam kebakaran membuat proses pemadaman gunung sampah sedikit sulit.

“Kondisinya sampai saat ini masih, petugas pemadam terus melakukam pemantauan serta melakukan pendinginan agar api tidak merembet lebih luas,” ungkap Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Bandung Barat, Siti Aminah saat dikonfirmasi, Selasa (22/8/2023).

Siti menerangkan, kobakaran api di TPA Sarimukti sebelumnya sempat padam. Namun api kembali muncul di titik bawah, dirinya menduga gas metan menjadi pemicu percikan api kembali menyala.

“Kondisinya masih ada api, kebetulan dilokasi berdekatan dengan sungai armada pemadam pun bulak balik mengambil air untuk melakukan pendinginan. 3 armada kita stanby dilokasi, engga berani masuk terlalu jauh khawatir ambrol karena itu sampah,” terangnya.

Dalam peristiwa kebakaran tersebut, Siti masih belum dapat memastikan penyebab terjadi kebakaran ada unsur kesengajaan atau tidak. Sebab petugas fokus untuk memadamkan api karena asap dari kebakaran itu dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar lokasi TPA.

“Untuk penyebabnya kita belum tahu, saat ini petugas pemadam fokus dulu pada pemadaman dan pendinginan agar api tidak menjalar,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, gunung sampah yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kecamatan Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terbakar.

Koordinator Pengelolaan Lapangan TPA Sarimukti, Riswanto mengatakan, kebakaran itu terjadi di zona IV pembuangan TPA Satimukti dengan luasan lahan satu hektar.

“Tidak ada korban jiwa, hanya saja imbasnya, operasional pembuangan sampah ke TPA Sarimukti terganggu,” kata Riswanto saat dihubungi, Senin (21/8/2023).

Selain operasional pembuangan sampah terganggu, menurut Riswanto, kebakar itu berdampak pada alat berat yang biasa dipakai.

Jika sebelumnya operasional TPA Sarimukti didukung oleh dua ekskavator dan satu unit buldoser, saat ini hanya satu beko dan buldozer saja.

“Karena ikut terbakar, Jadi alat berat yang kita pakai untuk operasional TPA dari 3 unit jadi tinggal 2. Memang jadi makin kurang ideal,” katanya.

Tinggalkan Balasan