JABAR EKSPRES- Pada Jumat (18/8/2023), telah terdeteksi varian terbaru dari virus korona yang diberi nama BA.2.86 di Inggris.
Varian ini juga telah diidentifikasi di negara-negara seperti Israel, Denmark, dan Amerika Serikat (AS). Situasi ini menggambarkan perluasan cakupan penyebaran varian tersebut, yang segera menimbulkan perhatian para ilmuwan mengenai potensi penyebarannya yang lebih luas.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menyampaikan bahwa terdapat satu kasus yang telah dikonfirmasi di Inggris, yang mengkhawatirkan karena individu tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini.
Hal ini menunjukkan adanya penularan dalam komunitas Inggris. Pernyataan UKHSA yang dikutip dari Anadolu Agency menegaskan bahwa situasi ini perlu diperhatikan dengan serius.
BACA JUGA : Pasukan Militer Tiongkok Gelar Latihan di Sekitar Taiwan sebagai Peringatan Keras
Varian BA.2.86 pertama kali terdeteksi di Israel sebelum menyebar ke Denmark dan terakhir dilaporkan di AS. Keberadaan varian ini telah mengundang perhatian dari kalangan ilmuwan global yang merasa prihatin terhadap potensi penyebarannya yang cepat.
Lebih lanjut, varian ini menarik perhatian karena memiliki jumlah mutasi yang signifikan dan perbedaan genomik yang jauh dari leluhurnya, yaitu varian BA.2, serta berbeda dari varian turunan XBB yang sedang beredar.
UKHSA telah menetapkan nama kode V-23AUG-01 untuk varian ini sebagai bagian dari upaya pemantauan.
Meera Chand, Wakil Direktur UKHSA, mengungkapkan bahwa badannya akan terus memantau situasi ini dengan seksama dan akan mengeluarkan hasil analisis secara berkala jika informasi lebih lanjut tersedia.
Hal ini menunjukkan komitmen untuk mengawasi perkembangan varian ini dan memberikan informasi yang akurat dan mutakhir kepada masyarakat.
Minggu ini, para ilmuwan mengajukan saran kepada masyarakat Inggris untuk kembali memakai masker sebagai tindakan pencegahan.
BACA JUGA : Kebakaran Hutan Melanda 2 Wilayah Metropolitan Kanada: Puluhan Ribu Warga Mengungsi
Langkah ini diambil sebagai tanggapan atas kekhawatiran akan munculnya mutasi baru dan lonjakan kasus yang lebih tinggi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengambil tindakan dengan menetapkan BA.2.86 sebagai varian yang perlu dipantau, karena mutasi yang cukup banyak yang terkait dengannya.