JABAR EKSPRES-Dalam ajaran Islam, hadis-hadis Rasulullah SAW memiliki peran penting sebagai panduan dan penjelasan lebih lanjut terhadap ajaran Al-Qur’an.
Salah satu hadis yang banyak dibicarakan adalah yang mengacu pada kemunculan pembaharu atau reformator dalam agama setiap seratus tahun sekali.
Hadis ini menggarisbawahi pentingnya kontinuitas dan pembaruan dalam menjaga kesucian serta keaslian ajaran Islam.
“Sesungguhnya Allah akan membangkitkan bagi umat ini di akhir setiap seratus tahun seorang yang akan memperbaharui agamanya untuknya.” HR. Abu Daud.
BACA JUGA : Makna Quran Surat Ali Imran Ayat 159 yang Memberikan Banyak Pelajaran
Hadis ini mengindikasikan bahwa dalam perjalanan waktu, Allah akan mengutus individu atau tokoh yang memiliki pemahaman yang mendalam terhadap ajaran Islam untuk memperbaharui dan menyegarkan pemahaman agama yang mungkin telah tercemar oleh praktik-praktik atau keyakinan yang salah.
Pembaharu ini akan membantu menjaga keautentikan dan keaslian ajaran Islam dalam menghadapi perubahan zaman, budaya, dan tantangan baru.
Pembaharu Islam atau “Mujaddid” (istilah dalam bahasa Arab) memiliki peran penting dalam menjaga kesucian dan kesinambungan ajaran Islam.
Mereka bisa menjadi ilmuwan, pemikir, atau tokoh masyarakat yang menghidupkan kembali nilai-nilai fundamental Islam dan mengatasi kesalahpahaman atau praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ajaran asli.
Pembaharuan agama tidak bermaksud untuk mengubah inti ajaran Islam, tetapi lebih kepada pembaruan dalam pemahaman, pendekatan, dan aplikasi ajaran tersebut sesuai dengan konteks zaman yang terus berkembang.
Dengan adanya pembaharu, umat Islam dapat memastikan bahwa pesan Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah tetap relevan dan dapat diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan.
BACA JUGA : Sakinah, Mawaddah, Warahmah: Tiga Dimensi Cinta dan Keharmonisan dalam Rumah Tangga
Sejarah Islam memiliki banyak contoh tokoh-tokoh pembaharu yang datang dari berbagai lapisan masyarakat dan wilayah.
Beberapa di antaranya adalah Imam Al-Ghazali, Ibn Taymiyyah, Imam Al-Shafi’i, dan banyak lagi. Setiap tokoh ini memainkan peran penting dalam memperbaharui pemahaman dan pengamalan Islam di masa mereka.
Hadis tentang pembaharu Islam mengajarkan bahwa agama ini adalah dinamis dan memiliki fleksibilitas yang memungkinkan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa mengorbankan esensi ajaran.