JABAR EKSPRES – Perusahaan mobil listrik ternama, Tesla, tidak tinggal diam menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar otomotif China. Sebagai salah satu pasar utama bagi perusahaan, Tesla memutuskan untuk memberikan diskon besar-besaran demi meraih pangsa pasar yang lebih besar.
Melansir dari berbagai sumber penjualan mobil Tesla Model X di China mengalami penurunan harga signifikan. Harga jual Model X yang semula 836.900 yuan atau sekitar Rp 1.777.589.678, kini ditawarkan hanya 754.900 yuan atau setara Rp 1.603.420.298. Turunnya harga ini mencapai 120 jutaan rupiah.
Sementara itu, Tesla juga tidak ketinggalan dalam memberikan penawaran menarik untuk Model S. Harga Model S yang semula 754.900 yuan atau sekitar Rp 1.603.420.298, telah diturunkan menjadi 754.900 yuan atau setara Rp 1.603.420.298, dengan diskon sebesar 110 jutaan rupiah.
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Toyota Rangga Pikap yang Multifungsi!
Informasi yang beredar juga mengindikasikan bahwa Tesla berencana untuk melanjutkan gelombang diskonnya pada minggu ini, khususnya untuk Model Y dan Model 3 yang beredar di pasar China.
Namun, strategi diskon agresif yang diterapkan Tesla ini turut menuai keprihatinan dari para pemegang saham. Kekhawatiran terutama terfokus pada kemungkinan tergerusnya margin keuntungan perusahaan. Saham Tesla mengalami penurunan hampir 3% pada hari Selasa setelah sebelumnya sudah merosot.
Langkah pengurangan harga ini juga disinyalir sebagai respons atas kondisi ekonomi China yang masih dalam proses pemulihan pasca pandemi Covid-19. Para konsumen di China masih tetap berhati-hati dalam pengeluaran mereka, mengingat situasi yang masih belum sepenuhnya stabil.
Baca Juga: Bahaya Jika Membiarkan Shock Depan Motor Bocor, Ini Akibatnya!
CEO dari perusahaan konsultan otomotif ZoZoGo, Michael Dunne, memberikan pandangan bahwa Tesla tampaknya percaya bahwa dalam menghadapi permintaan yang belum begitu kuat di pasar China, strategi terbaik adalah terus-menerus menerapkan pemotongan harga yang agresif. Pendekatan ini diharapkan mampu memberikan tekanan signifikan pada pesaing-pesaing Tesla di China.
“Dalam situasi ini, para konsumen di China akan merespons dengan menjalankan strategi serupa, yang pada akhirnya akan semakin mempersempit margin keuntungan mereka. Perusahaan seperti BYD, NIO, Li Auto, dan Xpeng mungkin akan menghadapi tekanan lebih lanjut dalam mempertahankan margiperan keuntungan yang tipis,” ujar Dunne.