JABAR EKSPRES – Presiden Jokowi kembali mengenakan pakaian adat saat menghadiri Sidang Tahunan MPR tahun ini. Baju yang dikenakan Jokowi kali ini dari adat Tanibar yang berasal dari Kabupaten Saumlaki Provinsi Maluku.
Tradisi mengenakan baju adat setiap kali menghadiri sidang MPR sudah dilakukan Jokowi sejak tahun 2017. Saat itu untuk pertama kalinya seorang presiden mengenakan baju adat dari Suku Bugis disebuah acara kenegaraan seperti sidang MPR.
Baju adat Tanibar merupakan salah satu kekayaan bangsa yang berasal dari kepulauan Tanibar yang berada di Maluku. Yang menonjol dari baju adat ini adalah meindahan tenunannya yang memiliki motif unik.
Keunikan lain dari baju adat Tanibar ini adalah adanya pembedaan derajat golongan atau tingkatan sosial masyarakat yang bisa dilihat dari warna dasar kainnya.
Berikut tingkatan warna kain tenun Tanibar berdasarkan tingkatan sosialnya, berdasarkan jurnal Moda Volume 3 Nomor 1 Januari 2021 berjudul “Penggunaan Bahan Tenun Ikat Tanimbar Pada Busana Resort Wear” karya Ivona Maria Tanlain, dkk, :
1. Kain tenun ikat dengan warna dasar coklat menunjukkan pemakainya dari keluarga bangsawan.
2. Kain tenun ikat berwarna dasar hitam kebiruan menandakan golongan menengan.
3. Kain tenun ikat berwarna dasar hitam menandakan golongan rakyat biasa.
Selain kain tenun, pakaian adat Tanibar juga dilengkapai dengan berbagai aksesoris pelengkapnya, seperti :
Busana adat yang dipakai perempuan Tanimbar
– Saat ada upacara adat Tanibar, maka para perempuan akan menenakan pakaian yang mirip dengan kebaya yang dipadu padankan dengan tais (kain tenun).
– Aksesoris pelengkap untuk menghiasi tubuhnya, biasnaya terdiri dari sinune (selendang), somalea (hiasan dar cendrawasih di atas kepala atau dahi), ngore (kalung), lelbutir (anting), belusu (gelang), dan lufu (tas dari anyaman rotan).
Busana adat yang dipakai Pria Tanibar
– Saat upacara adat Tanibar, para pria biasanya akan memakai teik (cawat) atau umban. Teik terbuat dari tenunan kain yang berukuran kecil dan dipakai untuk menutup alat kelamin.
– Sedangkan umbat adalah cawat yang terbuat dari tenunan yang berukuran sekitar 3 meter. Cawat digunakan dengan cara diikat pada bagian pinggang pada saat upacara adat.