JABAR EKSPRES – Baru-baru ini, video-video yang menggambarkan tradisi khas pacu jalur menjadi fenomena viral di berbagai platform media sosial, terutama di TikTok.
Dalam rangkaian video ini, kita dapat melihat beberapa pria dengan semangat mengayuh perahu panjang sementara seorang anak berdiri di ujung perahu dengan riang gembira.
Namun, sebenarnya apa sih sebenarnya pacu jalur ini? Yuk, kita simak ulasannya dari berbagai sumber.
Mengenal Pacu Jalur
Dilansir dari laman resmi Kemendikbud pada Senin, 14 Agustus 2023, pacu jalur adalah jenis lomba dayung tradisional yang berakar dari daerah Kuantan Singingi di Provinsi Riau.
Perahu yang digunakan dalam lomba ini terbuat dari kayu gelondongan dan disebut “jalur” oleh masyarakat setempat.
BACA JUGA: Bangga! 4 Seni Tradisi dari Sumedang Tercatat sebagai Aset Cagar Budaya Tak Benda Indonesia
Di kampung halamannya, pacu jalur telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kalender pariwisata yang diadakan oleh masyarakat.
Tradisi ini bahkan telah diangkat menjadi sebuah pesta rakyat yang meriah. Acara pembukaannya diadakan dengan meriah, dimana masyarakat berkumpul di tepi Sungai Narosa, Teluk Kuantan, yang menjadi lokasi utama pelaksanaan pacu jalur.
Makna yang Terkandung
Pacu jalur, yang merupkan ciri khas dari masyarakat, ternyata memiliki makna mendalam yang tak sekadar hiburan semata.
Menurut kepercayaan dan pandangan masyarakat setempat, tradisi ini mencerminkan puncak dari seluruh usaha, perjuangan, dan keringat yang dikeluarkan selama setahun untuk mencari nafkah.
BACA JUGA: Inilah Tradisi dan Adat Istiadat Idul Adha di Berbagai Negara!
Pacu jalur bukanlah sekadar acara seremonial, melainkan sebuah simbol perjuangan hidup.
Karena begitu dinantikan, tak heran jika masyarakat dan sekitarnya bersorak-sorai saat tradisi ini diadakan.
Bahkan, beredar cerita menarik bahwa pasangan suami istri dapat terpisah jika salah satu dari mereka tidak diperbolehkan untuk menghadiri acara pacu jalur.
Kehangatan dan Kekhasan Tradisi
Tradisi pacu jalur telah menciptakan kekayaan budaya dan kehangatan dalam masyarakat.
Momentum ini juga memperlihatkan bagaimana sebuah kegiatan tradisional dapat menjadi jalinan yang mengikat hubungan dalam komunitas.