JABAR EKSPRES – Setelah sejenak meredanya gelombang varian omikron dari pandemi COVID-19, dunia kini harus kembali berjaga-jaga dengan munculnya varian eris. Pertanyaannya, apa perbedaan mendasar antara omicron dan eris?
Tak terelakkan, lebih dari 1 juta kasus baru COVID-19 telah tercatat dengan lebih dari 3.100 nyawa yang melayang dalam kurun waktu 28 hari hingga 3 Agustus. Laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia telah membawa jumlah korban meninggal akibat pandemi ini mendekati angka 7 juta jiwa sejak di mulainya wabah.
Lalu apakah perbedaan varian virus omicron dan eris ini sangat berpengaruh? Para ahli kesehatan di seluruh penjuru dunia tengah terpukau oleh kemunculan subvarian baru yang di kenal dengan sebutan EG.5.
Baca juga : Varian Baru Covid Eris, Berikut Gejala dan Penyebarannya
Subvarian ini telah menjadi jenis virus dominan di beberapa negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Meski Eris bukanlah nama resmi yang di berikan oleh WHO, tetapi sebutan ini di ambil dari mitologi Yunani sesuai dengan pola penamaan yang berlaku.
Virus corona subvarian EG.5 sejatinya merupakan keturunan langsung dari omikron, yang masih menjadi varian paling umum dari virus corona di seluruh dunia.
Dalam situasi yang semakin mencekam, subvarian EG.5 hampir saja mengungguli varian omikron lainnya dalam penyebarannya di Amerika Serikat, dan kini telah menyumbang sebagian besar kasus COVID-19 secara nasional, seperti yang di ungkapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC).
Namun, Kathleen Conley, juru bicara dari CDC, melalui surat elektronik yang di kutip oleh Washington Post, menenangkan bahwa saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa EG.5 memiliki kemampuan penyebaran yang lebih cepat. Ia juga menambahkan bahwa perawatan dan vaksin yang sudah tersedia saat ini masih diharapkan tetap efektif melawan varian ini.
Nah, lantas apa sebenarnya perbedaan krusial antara omicron dan eris?
Sejatinya, setiap virus selalu mengalami evolusi dan perubahan seiring berjalannya waktu. Dalam pembaruan terbaru, WHO telah mengidentifikasi EG.5 dan subvarian serupa lainnya, seperti EG.5.1, sebagai varian yang perlu mendapat perhatian khusus.