Viral di TikTok Sindrom Skibidi Toilet, Apa Itu? Berikut Penjelasannya

JABAR EKSPRES – Baru-baru ini, fenomena sindrom Skibidi Toilet telah merajalela di TikTok.

Berbagai video telah diunggah yang menampilkan anak-anak menirukan gerakan dan gaya Skibidi Toilet.

Sebagai informasi tambahan, Skibidi Toilet adalah serial animasi yang bisa ditemui di platform YouTube.

Serial ini mengisahkan tentang petualangan fiksi dari pasukan toilet yang memiliki ambisi untuk menguasai dunia.

BACA JUGA: Viral Ibu Meninggalkan Bayinya di Halte dengan Sepucuk Surat, Ini Penyebabnya

Sayangnya, walaupun mungkin kita tidak mengakses langsung akun tersebut, konten dari Skibidi Toilet sering muncul secara acak di YouTube Shorts.

Dalam video yang viral di TikTok tentang sindrom Skibidi Toilet ini, kita dapat melihat beberapa anak yang menirukan gerakan khas seperti berjongkok, memutar mata dan kepala, serta membuka dan menutup mulut sambil menyanyikan lagu aneh dari serial animasi tersebut.

Beberapa video bahkan menunjukkan anak-anak berusaha untuk menyerupai toilet dengan masuk ke dalam keranjang atau tempat lainnya.

Banyak komentar mengenai sindrom Skibidi Toilet ini karena dianggap tidak pantas untuk anak-anak.

Lalu, apa yang seharusnya dilakukan oleh para orang tua?

Pentingnya pengawasan dan pendampingan dari orang tua sangat ditekankan.

Khususnya ketika anak berinteraksi dengan dunia digital.

Dalam hal ini, orang tua harus aktif mengawasi dan memberikan pengertian kepada anak, terutama saat mereka bermain dan menonton video di YouTube.

BACA JUGA: Viral di TikTok Kisah Orang Tua Rujuk dan Nikah Lagi Usai 6 Tahun Pisah, Anak-Anak Ikut Hadir Bahagia

Kurangnya pengawasan orang tua adalah faktor yang memungkinkan anak melihat konten yang tidak pantas atau aneh yang tidak sesuai dengan usia mereka.

Baik itu dari media sosial, game online, atau konten lainnya di perangkat digital.

Karena itu, selalu penting untuk mendampingi anak saat mereka menggunakan perangkat digital, termasuk saat mereka belajar.

Melalui pendampingan ini, kita dapat mengarahkan anak ke konten yang bermanfaat dan memberi penjelasan jika mereka menemui konten yang kurang baik.

Jangan lupakan juga untuk membatasi waktu penggunaan perangkat digital di luar keperluan pendidikan, dengan mengatur jadwal dan durasi penggunaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan