JABAR EKSRPES – Sebuah varian baru dari virus Covid yang di kenal sebagai Eris telah di temukan oleh para peneliti dan di umumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Varian ini juga dikenal sebagai Omicron EG.5.1 yang kini sedang mengalami penyebaran signifikan di Inggris dan beberapa negara lainnya.
WHO telah mengategorikan varian Eris sebagai varian yang sedang di awasi karena telah menyebar secara luas dan menyebabkan peningkatan jumlah kasus Covid-19 di beberapa negara.
Baca juga : Terus Kembangkan Senjata Nuklir, Kim Jong-un Periksa Pabrik Senjata
Data menunjukkan bahwa varian ini telah menjadi yang dominan. Mencapai 20 persen dari sekuens virus di kawasan Asia, 10 persen di Eropa, dan 7 persen di Amerika Utara.
Gejala Covid Eris
Gejala yang di timbulkan oleh varian Eris hampir mirip dengan varian lainnya dari Omicron yaitu :
- Pilek,
- Sakit kepala,
- Kelelahan ringan hingga berat,
- Bersin,
- Dan sakit tenggorokan.
Peningkatan kasus positif Covid-19 juga terjadi di Inggris, dengan jumlah kasus melonjak sekitar 27,8 persen dalam periode tujuh hari terakhir pada bulan Juli 2023.
Data dari Badan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga mencatat peningkatan tingkat positivitas Covid-19 menjadi 5,4 persen. Naik dari angka 3,7 persen pada pekan sebelumnya.
Layanan Kesehatan Inggris (NHS) melaporkan peningkatan signifikan jumlah pasien yang di rawat akibat Covid-19 yakni hampir 50 persen lebih banyak. Dari 127 orang menjadi 253 orang pada tanggal 27 Juli 2023.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran varian baru Covid Eris adalah adanya liburan musim panas dan rilis dua film. Yaitu Barbie dan Oppenheimer, yang menyebabkan kerumunan terutama di bioskop.
Baca juga : Tragedi Kereta Tergelincir di Pakistan: 30 Orang Tewas dan 60 Luka-luka
Dr. Mary Ramsay, kepala bagian imunisasi UKHSA, menjelaskan bahwa pihaknya terus memantau peningkatan kasus dan lonjakan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit, terutama pada kelompok pasien lanjut usia.
“Kami terus memonitor kenaikan kasus pada minggu ini. Kami memang melihat ada peningkatan pasien di rumah sakit, terutama di kalangan pasien usia lanjut.” ungkap kepala Imunisasi Inggris UKHSA, Dr Mary Ramsay, di lansir pada Senin (7/8/2023).