JABAR EKSPRES- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengungkapkan pandangannya terhadap situasi global saat ini yang tergolong tidak menggembirakan.
Berdasarkan data dari survei Global East Index 2023, konflik global secara signifikan telah mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, hanya ada 58 negara yang terlibat dalam konflik, namun angka ini melonjak menjadi 91 negara pada tahun yang sedang berjalan.
Pernyataan tersebut diucapkan oleh Presiden Jokowi dalam momen resmi pembukaan ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference 2023 di Jakarta pada Senin (7/8/2023).
BACA JUGA :Jokowi: ASEAN Parliaments Need Support to Realize Southeast Asia’s Prosperity
Menurut Presiden Jokowi, “Kita mengetahui bahwa situasi global saat ini sedang tidak berada dalam kondisi yang baik. Menurut data dari Global East Index 2023, konflik global terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, tercatat hanya ada 58 negara yang terlibat dalam konflik, dan saat ini jumlah tersebut telah meningkat menjadi 91 negara.”
Akibat dari meningkatnya konflik global ini, angka kematian juga naik drastis menjadi sekitar 238 ribu jiwa. Tidak hanya itu, dampak dari konflik tersebut juga dirasakan dalam sektor ekonomi, di mana kerugian ekonomi melonjak sebesar 17 persen menjadi sekitar 17,5 triliun dolar AS.
Angka tersebut setara dengan sekitar 13 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) global. “Angka ini sangatlah besar,” ungkap Jokowi mengenai dampak yang terjadi.
Di ranah agama, Presiden Jokowi juga menyoroti fakta bahwa tingkat religiusitas masyarakat dunia saat ini mulai menurun. Survei IPSOS Global Religion tahun 2023 yang dilakukan terhadap 19.731 responden dari 26 negara di dunia menunjukkan bahwa sekitar 29 persen masyarakat menyatakan diri sebagai agnostik atau ateis.
Dalam hal ini, Presiden menambahkan, “Menurut data dari Pew Research Center tentang persepsi atas agama dan kepercayaan, angka kekerasan fisik pun mengalami peningkatan.”
Tetapi, dalam suasana penuh tantangan ini, Presiden Jokowi tetap percaya bahwa para peserta yang hadir dalam konferensi ini memiliki komitmen yang sama, yaitu bahwa ASEAN harus menjadi teladan dalam hal toleransi dan persatuan.
Presiden meyakini bahwa masyarakat ASEAN memiliki semangat keagamaan yang kuat, yang menjadi bukti nyata dengan Indonesia memiliki angka keyakinan terhadap Tuhan yang tertinggi di dunia.