JABAR EKSPRES- Dalam perjalanan sejarah Indonesia, terdapat tokoh-tokoh penting yang berperan dalam perjuangan merebut kemerdekaan negara ini. Salah satu tokoh yang tak tergoyahkan dalam mengamalkan ajaran Islam dan memperjuangkan kemerdekaan adalah Buya Hamka.
Nama lengkapnya, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, lebih dikenal dengan panggilan “Hamka.” Mari kita eksplorasi perjalanan hidup dan peran penting Buya Hamka dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Buya Hamka lahir pada 17 Februari 1908 di Tanjung Hulu, Agam, Sumatera Barat. Dalam keluarga yang taat beragama, Hamka dibesarkan dengan nilai-nilai Islam yang kuat. Sejak muda, ia telah menunjukkan minat besar dalam bidang agama dan sastra.
BACA JUGA : Sejarah Nusaibah binti Ka’ab, Mujahidah Terhebat dalam Islam
Hamka menempuh pendidikan agama di sekolah yang dikelola oleh ayahnya sendiri, serta mengikuti pendidikan formal di sekolah Belanda. Kombinasi antara pendidikan agama dan ilmu pengetahuan Barat membentuk dasar pemikirannya yang luas dan mendalam.
Selama masa muda, Hamka mulai menyadari pentingnya perjuangan untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Dia aktif dalam gerakan pemuda dan mulai menyuarakan nasionalisme serta semangat kemerdekaan. Namun, Hamka juga menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam perjuangannya.
Pada tahun 1929, Hamka bersama-sama tokoh-tokoh lainnya, seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir, mendirikan organisasi Jong Islamieten Bond (JIB). Organisasi ini berfokus pada pendidikan, perjuangan kemerdekaan, dan penyebaran ajaran Islam.
Selain aktif dalam aktivisme politik, Buya Hamka juga dikenal sebagai ulama dan penulis yang produktif. Karya-karyanya yang luas mencakup berbagai bidang, mulai dari tafsir Al-Quran hingga sastra.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah tafsir Al-Quran berjudul “Tafsir Al-Azhar,” yang menjadi rujukan penting dalam pemahaman ajaran Islam.
Ketika Indonesia berada di bawah penjajahan Jepang, Hamka tetap berjuang untuk meraih kemerdekaan dan mengajarkan ajaran Islam dengan integritas.
Kemerdekaan yang diidamkannya, selaras dengan cita-cita kebangsaan, dilihatnya sebagai perjuangan yang juga sejalan dengan prinsip-prinsip Islam.
BACA JUGA : Menyelami Sejarah Perjuangan Umat Islam dalam Kemerdekaan Indonesia
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Buya Hamka terus aktif dalam berbagai aspek pembangunan negara baru.