Sejarah Keruntuhan Kekuasaan Islam Masa Khilafah Utsmaniyah

Pada saat yang sama, gerakan nasionalis dan kemerdekaan muncul di berbagai wilayah kekaisaran, seperti Arab, Yunani, dan Armenia.

Pada tahun 1920, perjanjian bersejarah ditandatangani, termasuk Perjanjian Sèvres yang merinci pembagian wilayah Utsmaniyah di antara kekuatan Sekutu.

Pada saat ini, gerakan nasionalis Turki di bawah pimpinan Mustafa Kemal Atatürk mulai melawan pendudukan asing dan melawan pembubaran kekaisaran.

Puncaknya, pada 1 November 1922, Sultan Mehmed VI dethroned dan mengasingkan diri dari Istanbul. Pada 29 Oktober 1923, Republik Turki modern secara resmi diumumkan, mengakhiri monarki Utsmaniyah dan menyingkirkan khilafah.

Akhir Sebuah Era

Keruntuhan Khilafah Utsmaniyah menandai akhir dari periode penting dalam sejarah dunia Islam.

Meskipun kekaisaran ini telah mengalami kemunduran dan tantangan dalam beberapa dekade terakhir pemerintahannya, keruntuhan itu tetap menjadi momen penting yang menandai pergeseran besar dalam geopolitik dan tatanan dunia.

BACA JUGA : Menyelami Sejarah Perjuangan Umat Islam dalam Kemerdekaan Indonesia

Setelah pembubaran Khilafah Utsmaniyah, Turki modern di bawah kepemimpinan Atatürk mengalami reformasi besar-besaran, termasuk pemisahan agama dan negara serta modernisasi sosial dan budaya.

Sementara itu, banyak wilayah bekas kekaisaran mendapatkan kemerdekaan atau jatuh ke tangan negara-negara baru.

Kisah keruntuhan Khilafah Utsmaniyah mengajarkan kita tentang kompleksitas dan tantangan dalam mempertahankan dan mengelola sebuah kerajaan yang luas dan beragam, serta tentang dampak perubahan global terhadap entitas politik dan budaya.

Tinggalkan Balasan