JABAR EKSPRES – Fakta baru yang cukup mengejutkan tentang kasus mutilasi terhadap mahasiswa Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Redho Tri Agustian (20) kembali terungkap.
Korban kasus mutilasi UMY yang awalnya diduga terlibat dalam komunitas tidak wajar dari sosial media, ternyata sedang melakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan korban terkait dengan komunitas LGBT yang akhirnya menyeretnya menjadi korban pembunuhan.
Peristiwa pembunuhan hingga mutilasi yang menimpa Redho tersebut diduga merupakan salah satu proses pengumpulan data dari penelitiannya, yakni dengan menemui para responden yang terlibat langsung dengan komunitas LGBT, sekaligus melihat secara langsung aktifitas yang dilakukan mereka.
Baca juga : Fakta Baru Kasus Mutilasi Sleman, Berawal dari Komunitas Tak Wajar di Facebook
Hal ini terungkap berdasarkan ketrangan dari Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Prof. Achmad Nurmandi, yang menyebut bahwa Redho merupakan mahasiswa penerima dana hibah penelitian mahasiswa dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek RI tahun 2023.
Nurmandi menambahkan, Tema penelitian yang diangkat oleh redo terbilang berani, yakni tentang kelompok LGBT di Jogja. Namun Nurmandi tidak mengetahui alasan Redho tertarik meneliti tentang LGBT itu.
“(Judul penelitian) Ya kelompok-kelompok unik di Jogja itu, kelompok-kelompok LGBT, kelompok radikal,” ujar Nurmandi.
Penelitian tersebut, kata Nurmandi sudah berjalan selama tiga bulan. Untuk pengumpulan data pasti akan menemui kendala jika dilakukan oleh orang luar, karenanya, mungkin Redho harus masuk kedalam kelompok tersebut untuk mempermudah melakukan penelitiannya.
Baca juga : Kakak Korban Mutilasi Sleman juga Meninggal Dalam Kondisi Tragis
Nurmandi juga menduga dua pelaku kasus mutilasi merupakan responden dari penelitian yang dilakukan Redho. Sehingga ada dugaan kuat kematian Redho berhubungan dengan penelitian tersebut. Dan ini sekaligus membantah isu yang berkembang di masyarakat yang menyatakan bahwa Redho terlibat komunitas menyimpang atau LGBT seperti yang diungkapkan pelaku.
Nurmadi mengaku juga sedang mencari informasi untuk mengungkap kasus mutilasi ini yang sebenarnya, termasuk tentang seberapa jauh penelitian yang sudah dilakukan oleh Redho.
“Nah, nanti kita kan sedang cari, mendalami toh, dia sudah masuk ke berapa informan segala macam. Karena laptopnya masih di Polda DIY, jadi kita belum tahu (apa yang dilakukan Redho),” lanjutnya.